BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pada era
sekarang ini kehidupan dalam berkeluarga itu sangatlah mempunyai pengaruh besar
bagi setiap anggota keluarga. Pada konteks utama, keluarga ini merupakan suatu
unit terkecil yang terdiri dari seorang kepala keluarga dan beberapa orang di
dalamnya yang dimana mereka semua saling berinteraksi dan saling
berketergantungan satu sama lain.
Anak dalam
keluarga, ini merupakan suatu titipan Tuhan terhadap ayah dan selalu mendidik,
menjaga, dan memberikan suatu dorongan yang membangun untuk anak tersebut.
Intinya dalam perkembangan anak orang tua harus mengambil alih tugas penting
tersebut.
Berbicara
perkembangan anak terutama pada anak usia dini dari umur 0-4 tahun. Kedua orang
tua harus mempunyai kemapuan lebih dalam menjaga anak pada usia tersebut. Pada
pokok ini lah kita harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan baik dalam
aspek fisik, kognitif, bahasa, maupun aspek sosio-emosional serta peran orang
tua dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Æ Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian perkembangan ?
2. Bagaimana
tahapan-tahapan Perkembangan balita ?
Æ Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana
perkembangan Balita sejak lahir hingga menginjak 4 tahun, dan dapat menambah
pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
BAB
2
PEMBAHASAN
A.
Perubahan-Perubahan Dalam Psikologi Perkembangan
Psikologi
perkembangan berarti mempelajari proses-proses perubahan-perubahan yang terjadi
pada kehidupan manusia. Perubahan-perubahan tersebut baik bersifat fisiologis,
kognitif, dan psiomotorik, dan psikososial. Di dalam perubahan psikologi
perkembangan ini terdapat dua hal penting yakni, pertumbuhan (growth) dan
perkembangan (development).
Apa itu pertumbuhan dan perkembangan ?
Pertumbuhan (growth), yang dapat diartikan
sebagai perubahan yang bersifat kuantitatif (dapat diukur). Perubahan –
perubahan tersebut dapat terjadi pada bentuk fisik yang bersifat irreversible.
Misalnya, pada seorang bayi awalnya mempunyai tinggi badan 56 cm dan tinggi 4,0
kg. Selang 1 tahun kemudian tinggi, bayi tersebut mengalami tumbuh tinggi
hingga 85 cm dan beratnya mencapai 8,7 kg. Perubahan – perubahan inilah yang dapat diukur secara pasti.
Sedangkan perkembangan (development) merupakan
perubahan manusia yang terjadi akibat proses pertumbuhan fisik dan
proses pembelajaran yang mengarah pada kualitas subtansi prilakunya. Misalnya
pada seoarang bayi, setelah lahir bayi tersebut hanya bisa menangis, tidur, dan
minum ASI. Namun setelah beberapa tahun kemudian ia sudah dapat melakukan
aktifitas lain seperti tengkurep, tersenyum, memegang benda tertentu, dan lain
sebagainya.
B.
Periodisasi Perkembangan Manusia Dari Umur 0-4 Tahun
Setiap individu
di muka bumi ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini
terjadi dari peristiwa konsepsi hingga kelahiran dan menjadi seorang bayi,
kemudian tumbuh kembang sebagai anak-anak, remaja, dewasa, hingga sampai mati.
Proses ini mestinya membutuhkan rentang waktu yang cukup panjang. Menurut para
ahli psikologi perkembangan hal ini dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahap.
Menurut Papalia, Olds & Feldman (1998; 2004) di ikutip dari Agoes Dariyo
membagi perkembangan manusia menjadi sembilan tahap yaitu :
1. Masa Pra-natal,
2. Bayi dan bawah tiga tahun,
3. Anak-anak awal (early childhood),
4. Anak tengah (middle childhood),
5. Anak akhir (late childhood),
6. Remaja (adolescense),
7. Dewasa muda (young adulthood),
8. Dewasa tengah (middle Adulthood), dan
9. Dewasa Akhir (late Adulthood).[1]
Dalam
tahap-tahap perkembangan manusia diatas itu merupakan perkembangan manusia dari
konsepsi awal hingga tahap dewasa akhir. Dalam perkembangan anak pada usia 0
sampai 4 tahun terdapat pada tahap pra-natal, bayi dan diawah tiga tahum
(toddler), hingga tahap anak-anak awal (early childhood).
1. Masa Pra-natal
Pada masa ini
merupakan masa proses pertumbuhan dan perkembangan dimulai. Proses ini
dikarenakan adanya pertemuan sperma dengan sel telur yang bakal menjadi calon
manusia dengan diawali proses pembentukan jaringan hingga struktur organ-organ
fisik lainnya. Hal ini membutuhkan waktu maksimal 9 bulan 10 hari. Mnurut para
ahli menyebutnya sebagai masa perubahan evolusi janin dalam keandungan. Pada
kondisi ini sangatlah rentan terhadapa kondisi lingkungannya, karena pada
kondisi inilah janin perlu tarif kesehatan yang baik, kebiasaan dan prilaku
yang baik, baik itu ayah maupun ibu. Apabila kondisi fisilogis dan psikologis
yang baik akan membuat perkembangan individu menjadi orang cerdas, sehat, dan
berkompeten.
2. Masa Bayi dan Anak Tiga Tahun Pertama (Toodler)
Keadaan yang
sudah dikatakan matang (mature) untuk seluruh organ fisiknya, karena sudah
melewati masa waktu yang cukup lama yaitu hingga 9 bulan 10 hari. Dengan waktu
yang cukup ini ia merasa sudah siap untuk dilahirkan ke dalam dunia. Setelah
dilahirkan, seorang bayi akan segera menangis hal ini disebabkan karena rasa
terkejutnya untuk pertama kali dengan perbedaan susana ketika dalam kandungan
dengan suasana ketika ia melihat dunia ini.
Perkembangan dan
pertumbuhan akan terjadi selama masa pengasuhan, pemeliharaan dan bimbingan
dari orang tuanya. Pada masa ini perkembangan anak sudah dapat melakukan
sesuatu seperti merangkak, berdiri, berjalan, melompat dan berlari. Bermain
merupakan hal sangat membahagiakan bagi si anak. Dengan bermain ini lah si anak
dapat mengembangkan keterampilan motorik, kecerdasan, inisiatif, imajinasi, kreatif,
bakat, kemampuan sosialisasi. Ciri-ciri anak pada masa tiga tahun pertama ini
masih lekatnya emosi antara orang tua dan anak, sering menceritakan sesuatu
yang tidak masuk akal, berbohong, dan egosentris.
3. Masa
Anak-anak Awal (Early Childhood)
Pada masa ini
anak mengalami suatu kemandiriran, kemampuan kontrol diri (self control) dan
hasrat ingin memperluas pergaulan dengan sesama teman. Masa ini terjadi pada
anak usia 4-5 tahun. Pergaulan yang
terjadi pada masa ini akan membuat sedikit demi sedikit mengurangi rasa
ketergantungan terhadap orang tua, mengurangi egosentris, mengurangi
cerita-cerita yang tidak masuk akal. Walaupun pada masa ini di mungkinkan
terjadinya konflik, pertengkaran yang kemudian terjadinya proses kompromi, dan
adaptasi atas norma-norma yang ada. Bermain pada masa in mempunyai hal yang
penting dalam pengembangan kepribadian, psikomotorik halus maupun kasar.
C.
Aspek-Aspek Perkembangan pada anak usia 0-4 tahun
Mengenai
perkembangan manusia hal ini tidak dapat lepas dari beberapa aspek seperti
perubahan dalam dirinya. Secara garis besar perkembangan manusia itu dilandasi
beberapa aspek seperti aspek fisik (psikomotorik), aspek kognitif, aspek
bahasa, dan aspek sosio-emosional.
1)
Aspek
Fisik
Mengenai aspek
fisik ini sangatlah dapat kita lihat perubahan-perubahan tersebut dari luar
tubuh manusia maupun di dalam internal tubuh. Ketika perubahan fisik anak perlu
di cermati secara intens, karena apabila terdapat sesuatu yang kurang terhadap
pertumbuhan anak, itu dapat menjadi suatu tanda dari anak. Perubahan-perubahan
fisik ini dapat kita lihat dari konsepsi awal, hingga menjadi bayi dan tumbuh
kembang menjadi anak-anak. Perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik luar
dapat kita lihat seperti tinggi, berat, dan tangan, tubuh, kaki, dan lain
sebagainya. Selain itu perubahan-perubahan internal juga termasuk dalam aspek
perkembanga secara fisik dengan semakin kuatnya jaringan otot dan sistem syaraf
sehingga mampu meningkatkan kapasitas hormon dam kelenjar maupun keterampiln
motorik. Mengenai perkembangan saraf motorik ini menjadi modal awal bagi
seorang anak ingin melakukan sesuatu kegiatan. Di dalam perkembangan saraf
motorik ini terbagi menjadi dua yaitu,
Ø Motorik
kasar
Gerakan fisik
yang membutuhkan suatu koordinasian antar jaringan otot-otot besar dengan
anggota seluruh tubuh dengan menciptakan keseimbangan. Misalnya, dalam gerakan
berjalan, berlari, dan melompat.
Ø Motorik
halus
Ini merupakan
gerakan kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan
antara otot halus dengan tangan-mata. Misalnya dapat diperdalam dengan bermain
puzzle. [2]
Dalam konteks
perkembangan motorik seorang bayi atau anak, Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan motorik tersebut :
v Perkembangan
Usia,
v Tercapainya Kematangan Organ-Organ Fisioogis,
v Kontrol Kepala,
v Kontrol
Tangan,
v Kontrol
Kaki,
v Lokomosi.[3]
Perubahan fisik
ini sangatlah dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, sakit-penyakit dan nutrisi.
Setiap perubahan fisik yang terjadi hal ini pasti berpengaruh pada aspek lain
seperti kognitif, bahasa, dan sosio-emosional.
2) Aspek kognitif
Dalam
perkembangan kognitif berhubungan dengan meningkatnya kemampuan berfikir,
memecahakan masalah, mengambill keputusan, kecerdasan, bakat. Kematangan
fisiologis ini merupakan hal yang penting dalam perkembangan kognitif, sehingga
perkembangan kognitif makin baik dan koordinatif.
3) Aspek Bahasa
Bahasa merupakan
suatu alat komunikasi. Kita sebagai makhluk sosial mestinya harus berkomunikasi
satu sama lain. Bayi merupakan makhluk premitif dalam perkembangan bahasa.[4]
Pada dasarnya bayi belum dapat berkata-kata maupu berbicara kepada sesama
manusia. Dengan meningkatkan kemampuan berbicara ataupun berbahasa harus mampu
dalam kematangan fisiologis, dan perkembangan sistem syaraf dalam otak supaya
anak dapat berfikir, dan melakukan komunikasi dengan baik.
Perkembangan
berbahasa anak pasti melalui masa awal dimana anak hanya dapat menangis,
berteriak, mengoceh, dan meniru kata-kata. ketika anak dilahirkan di dunia ini,
menangis merupakan suatu ungkapan komunikasi awal dari anak, maupun rasa
terkejutnya anak dengan perbedaan suasan ketika didalam kandungan ibu dengan
keadaan dunnianya sekarang. Kemudian anak dapat berteriak dengan mengeluarkan
kata-kata yang tidak jelas. Dan selanjutnya anak dapat mengoceh dengan
kata-kata yang pernah didengarnya seperti pa pa pa, ma ma ma. Dengan mengoceh
anak sudah bisa mengfungsikan organ-organ seperti lidah, tenggorokan, dan
pernapasan dalam mengeluarkan kata-kata tersebut. Tetapi dengan anak yang
mempunyai keterbatasan dalam pendengaran maupun dalam berucap, ia akan sulit
dalam berkomunikasi dengan sesama manusia, kecuali dengan menggunakan bahasa
isyarat (gesture).
Bahasa isyarat
merupakan bahasa komunikasi dengan menggerakan anggota tubuh seperti tangan,
kepala, ekspresi wajah. Dengan bahasa isyarat ini kadangkala membuat orang tua
menjadi lebih peka dengan kondisi si anak.
Þ
Tahap-Tahap
perkembangan kalimat Anak
Menurut
Schaerlaekens (dalam Marat, 2005) dalam kutipan Agoes Dariyo, menyebutkan ada
tiga perkembangan kalimat pada anak usia lima tahun pertama, yakni:
1.
Periode
Prelingual ( Usia 0-1 Tahun)
Suatu periode
dimana kemampuan anak dalam mengoceh. Anak masih bersifat pasif saat menerima
stimulus dari luar tapi anak akan menerima respon yang berbeda.
2.
Periode Lingual
Dini (Usia 1-2,5 tahun)
Dalam tahap ini
anak sudah mampu membuat sebuah kalimat, satu atau dua kata dalam percakapannya
dengan orang lain.
3.
Periode
Diferensiasi (Usia 2,5 - 5 tahun)
Pada tahap ini
anak sudah memiliki kemampuan bahasa sesuai dengan hukum tata bahasa yang baik
dan benar. Permbendaharaan katanya sudah berkembang secara baik dilihat dari
segi kuantitas dan kualitas.[5]
Þ
Karakteriktik
Bahasa pada Anak-Anak Usia Tiga Tahun Pertama
Para ahli
psikologi perkembangan (Berk,1993; Haris & Liebert, 1991; Turner &
Helms, 1995; Papalia, et.al., 1998;2004) dalam kutipan Agoes Dariyo,
menyebutkan ada tiga karakteristika bahasa anak, yaitu :
- Sederhan
- Memahami Hubungan
Gramatika, Walau Tidak Mampu Diucapkan Secara Langsung.
- Memahami Arti Kata-kata
4)
Aspek
Sosio-Emosional
Emosi merupakan
bagian dari aspek afektif yang mempunyai pengaruh besar terhadapkepribadian dan
prilaku seseorang. Pada hakekatnya emosi bersifat fluktuatif dan dinamis,
artinya perubahan emosi sangat bergantung pada kemampuan seseorang dalam mengendalikan
dirinya. Ada dua emosi yang dikenal pada anak usia tiga tahun pertama, yaitu
emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif ini merupakan suatu keadaan
perasaan yang membuat anak menjadi senang, bahagia, bersemangat dan percaya
diri untuk melakukan sesuatu. Sedangkan emosi negatif merupakan ungkapan
perasaan-perasaan yang cendrung membuat anak menjadi tidak nyaman.
a) Pola-Pola
Kelekatan Emosional
Berbicar emosi
pada anak, pasti tidak lepas dari peran kasih sayang orang tua. Hal tersebut bisa diartikan
sebagai kelekatan emosional antar anak dengan orang tuanya. Adapun manfaat
kelekatan emosional bagi seorang ibu adalah kesempatan untuk mengembangkan
kepribadian anak yang sehat dan mampu menyesuaikan diri pada situasi kini dan
nanti. Menurut Ainsworth dan kawan-kawan ada empat kelekata emosional yaitu :
·
Kelekatan
Emosional Yang Aman (Secure Attachment) Suatu kondisi dimana anak merasa
nyaman, tenang untuk selalu dekat dengan orngtuanya.
·
Kelekatan
Emosional Tidak Aman(Avoidant Attachment) Suatu kondisi dimana anak tidak
menangis ketika di tinggal pergi orangtuanya, melainkan apabila orang tuanya
mendekat ia akan merasa tertekan dan takut.
·
Kelekatan
Emosional Yang Membingungkan (Ambivalent Or Resistant Attachement) Suatu kelekatan emosional yang
apabila ibunya akan meninggalkan si anak, ia akan merasa gelisah dan tidak
nyaman.
·
Kelekatan
Emosional Yang Tidak Terarah Dan Tidak Terorganisir (Disorganized-Disoriented
Attachment) Bayi tidak dapat merespon secara stabil dan tidak jelas terhadap
kehadiran ibunya.
b) Perkembangan
Psikososial Anak Usia Tiga Tahun Pertama
Menurut Erik
Erikson (dalam Lichtenstain & ireton, 1984) ada tiga perkembangan emosional
pada anak usia tiga tahun pertam yaitu :
ü Tahap
percaya versus curiga (trust vs mistrust), usia anak 0-1,5 tahun, dalam tahap
ini anak akan tumbuh rasa percaya dirinya jika mendapatkan pengalaman yang
menyenangkan, namun akan tumbuh rasa curiga jika anak mendapat pengalaman yang
tidak menyenangkan.
ü Tahap
Mandiri versus Ragu ( Autonomy vs Shame), usia anak 1,5-3 tahun, perasaan
mandiri mulai muncul tatkala anak sudah mulai menguasai seluruh anggota
tubuhnya, sifat ragu dan malu akan muncul pada tahap ini ketika lingkungan
tidak memberinya sebuah kepercayaan.
ü Tahap
berinisiatif versus bersalah (initiative versus guilt), usia anak 3-5 tahun. Pada masa ini anak sudah mulai lepas
dari orang tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan
lingkungan. Kondisi ini dapat menimbulkan inisiatif pada diri anak, namun jika
anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum bisa
berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.
D.
Pemberian Stimulasi dari Orang Tua
Dalam
perkembangan anak di usia 0-4 tahun sesungguhnya membutuhkan perhatian orang
tua dan kasih sayangnya. Dengan adanya perhatian dan kasih sayang itulah anak
bisa mengembangkan aspek-aspek fisiologis, kognitif, bahasa, maupun
sosio-emosional. Dalam asuhan orang tua anak bisa mendapatkan pembelajaran
berarti atau pun mendapatkan suatu yang membuat anak menjadi tidak nyaman.
Menurut Baumrind (dalam Papalia, et,al.,2004) ada empat jenis pola asuh.
Pertama, otoriter, kedua Permisif, ketiga Demokratis, keempat, situasional.
Dalam pemberian
stimulasi dari orang tua itu sangat dibutuhkan anak. Orang tua dapat melakukan
kegiatan seperti berkomunikasi atau mendongeng, mendengarkan musik, bermain
sambil belajar, memberikan penghargaan terhadap anak, menjamin kebutuhan dasar
secara layak dan memadai, menyediakan waktu khusus untuk anak, memberikan
dukungan sosial dan dorongan kepada anak-anak untuk melakukan aktivitas dan
bermain tanpa ada rasa takut salah.
BAB
3
KESIMPULAN
Setiap individu manusia akan
terjadi perkembangan dan pertumbuhan. Terutama Perkembangan dan pertumbuhan
pada anak usia 0-4 tahun ini sangatlah cepat. Perkembangan anak itu mempunyai
beberapa aspek yang sangat mendukung satu sama lain. Diantaranya aspek fisik
akan mempunyai pengaruh besar terhadap aspek kognitif, bahasa dan
sosio-emosional. Maupun aspek kognitif akan mengalami kesinambungan satu sama
lain.
Keadaan ini juga dipengaruhi oleh
pola asuh yang diberikan orang tua terhadap anak. Pola asuh yang tidak baik
akan berdampak tidak baik juga terhadap anak, dan akan membuat perkembangan dan
pertumbuhan anak terhambat. Pada dasarnya dalam menjaga perkembangan anak peran
orang tua dalam menjaga, mendidik, dan memberi dorongan motivasi membangun
terhadap anak itu sangatlah diperlukan anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Latifah Melly, Karakteristik Perkembangan Kognitif
Anak Usia 1 - 3 Tahun, from September 2014.
Bidanku.com. Perkembangan motorik anak. from
http://bidanku.com/perkembangan-motorik-anak, diakses. 28 september 2014.
Dariyo, Agoes. (2007). Psikologi Perkembangan Anak
Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT Refika Aditama.
[1] Agoes Dariyo. Psikologi pekembangan Anak Tiga
Tahun Pertama (PSIKOLOGI ATITAMA). 2007.PT. Refika Aditama.
[2] Bidanku.com, perkembangan motorik anak,
http://bidanku.com/perkembangan-motorik-anak, diakses 28 september 2014 jam
09.59
[3] Agoes Dariyo, Op. Cit, hlm.
[4] Melly Latifah, Karakteristik Perkembangan
Kognitif Anak Usia 1 - 3 Tahun, September 2014, 11.57 WIB
[5] Agoes Dariyo, Loc. Cit,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar