Minggu, 26 Maret 2017

EVALUASI PENDIDIKAN

BAB  I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi sudah sering dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun untuk kegiatan sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian seseorang biasanya berdiri dihadapan kaca untuk melihat apakah penampilannya sudah wajar atau belum.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang disengaja (sadar) oleh peserta didik dengan bimbingan atau bantuan dari pendidik untuk memperoleh suatu perubahan. Perubahan yang diharapkan meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan yang diharapkan itu yang dinamakan dengan kompetensi (kemampuan melakukan sesuatu). Untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan tercapai oleh peserta didik diperoleh melalui evaluasi.
Melihat kenyataan di atas, penulis menjadi tertarik untuk mengkaji masalah Evaluasi Pendidikan Dalam Perspektif Islam lebih dalam lagi. Dengan harapan dapat menambah pengetahuan kita, khususnya bagi penulis.

2. Rumusan Masalah
Menanggapi latar belakang di atas, maka penulis mengangkat beberapa rumusan masalah yaitu :   
1.  Apa yang dimaksud dengan evaluasi pendidikan?
2. Apa tujuan dari evaluasi pendidikan?
3.  Apa fungsi dari evaluasi pendidikan?





3.Tujuan Pembahasan Makalah
a.      Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al- Fattah.
b.      Tujuan pembahasan Makalah
Setelah teman - teman mahasiswa mempelajari dan mendiskusikan makalah ini diharapkan mampu 1. Mengetahui pengertian, tujuan fungsi, jenis-jenis, prinsip-prinsip, sasaran, ciri-ciri dan prosedur evaluasi pendidikan.
2.  Memahami dan mengamalkan / memperaktekkan pengertian, tujuan fungsi, jenis-jenis, prinsip-prinsip, sasaran, ciri-ciri dan prosedur evaluasi pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Evaluasi Pendidikan
a.  Secara  Etimologi
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation akar katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut Al-Qimah atau Al-Taqdir.Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan ( Al-Taqdir al-Tarbawiy ) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.Pada hakikatnya Evaluasi Pendidikan diartikan pula sebagai penilaian pendidikan yakni kegiatan menilai yang terjadi dalam aktivitas pendidikan yang berupa semacam pengukuran[1].
b. Secara Terminologi
Para ahli mendefinisikan evaluasi sebagai berikut :
1) Menurut Edwind Wandt, evaluasi mengandung pengertian : suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu.
2)  Menurut M.Chabib Thoha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas.
c.Evaluasi Pendidikan
Menurut Lembaga Pendidikan Administrasi Negara batasan mengenai evaluasi pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan dengan tujuan yang telah ditemukan.
2)Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi  penyempurnaan pendidikan.

Evaluasi dalam proses pembelajaran mengandung makna yaitu :
1) Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran  bersifat kuantitatif.
2)Penilaian (evaluation) mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
Dengan demikian ketika kita mengadakan evaluasi meliputi kedua hal di atas. Evaluasi adalah salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran, dengan evaluasi guru akan mengetahui perkembangan proses dan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, sikap dan kepribadian peserta didik.
d. Evaluasi Pendidikan Islam
Evalusi dalam pendidikan islam merupakan cara atau tekhnik penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar perhitungan yang bersifat kmperhensif dari seluruh aspek – aspek kehidupan mental psikologi dan spiritual, religious, karena manusia hasil pendidikan islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religious, melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakat[2].
Kalau kita kaitkan dengan pengertian evaluasi pendidikan dengan pendidikan Islam, maka evaluasi itu berarti suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan Islam. Al wahab mengatakan bahwa evaluasi atau tagwim itu adalah sekumpulan kegiatan pendidikan yang menentukan atas suatu perkara untuk mengetahui tercapainya tujuan akhir pendidikan dan pengajaran sesuai dengan program-program pelajaran yang beraneka ragam. Sedang daftar hasil kegiatan pada waktu itu berupa berupa kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan, evaluasi menitik beratkan pada proses pendidikan dan pengajaran.

2. Tujuan Evaluasi Pendidikan
Dilihat dari prinsip evaluasi yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan praktek yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Maka tujuan dari evaluasi yaitu :
1. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang dihadapi.
2.Untuk mengetahui sejauh mana atau sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah SAW. Kepada umatnya .
Firman Allah :
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”. (QS. Al- Baqarah : 155)
Tujuan evaluasi secara umum adalah untuk mengetahui ada atau  tidaknya perubahan pada diri peserta didik serta tingkat perubahan  yang dialaminya setelah ia mengikuti PBM (proses belajar mengajar). Tetapi sebenarnya hal  tersebut baru merupakan sebagian dari tujuan evaluasi dalam arti yang sebenarnya. Kita harus masih mengenal dimensi tujuan  lain. Misalnya sebagaimana dirumuskan di dalam Kurikulum 1975  (Buku III B - tentang Pedoman Penilaian), dapat kita baca bahwa tujuan evaluasi belajar siswa di sekolah pada  dasarnya dapat digolongkan kedalam 4 (empat) kategori yaitu:
  1. Untuk memberi umpan balik (feedback) kepada guru, sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan revisi program dan remidial program bagi siswa.
  2.  Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar masing-masing siswa, yang antara lain diperlukan untuk memberikan laporan kepada para orang tua siswa, penetapan kenaikkan kelas, dan penentuan lulus tidaknya siswa.
  3.  Untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat (misalnya dalam penentuan jurusan) sesuai dengan tingkat kemampuan dan atau karakteristik lain yang dimiliki siswa.
  4.  Untuk mengenal latar belakang (psikologi, pisik, dan lingkungan) siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar. Yang hasilnya dapat dipakai sebagai dasar untuk memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.
Setiap perbuatan dan tindakan dalam pendidikan selalu menghendaki hasil. Pendidik selalu berharap bahwa hasil yang diperoleh sekarang lebih memuaskan dari hasil yang diperoleh sebelumnya. Untuk menentukan dan membandingkan antara hasil satu dengan lainnya diperlukan adanya evaluasi.





3. Fungsi Evaluasi pendidikan
1.Evaluasi berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap peserta didiknya. Tujuan evaluasi ini adalah :
a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b.  Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
2. Evaluasi berfungsi diagnostik
Guru dapat mengetahui kelemahan peserta didik melalui evaluasi, disamping itu diketahui pula sebab-musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan evaluasi, sebenarnya guru megadakan diagnosis kepada peserta didik tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.
  1. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
Setiap peserta didik sejsk lshirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan keterbatasn sarana dan tenaga, pendidikan individual kadang-kadang sulit sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang peserta didik ditempatkan, digunakan suatu evaluasi. Sekelompok peserta didik yang mempunyai hasil evaluasi yang sama akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
  1. Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan system administrasi[3].


4. Jenis-Jenis Evaluasi Pendidikan
a. Evaluasi Formatif
Yaitu evaluasi / penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan materi pokok pada suatu bidang study tertentu. Evaluasi ini dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Yang mendasari evaluasi ini adalah bahwa manusia dalam hal ini peserta didik mempunyai banyak kelemahan.
Firman Allah :
“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun”.  (QS. An-Nahl:78)
Sehingga pengetahuan, keterampilan dan sikap tidak akan lebih abadi bila pengetahuan, keterampilan dan sikap itu tidak dibiasakan. Untuk itu Allah Swt meganjurkan agar manusia berkonsentrasi pada suatu informasi yang didalami sampai tuntas, mulai proses pencarian (belajar mengajar) sampai pada tahap pengevaluasian. Setelah informasi itu dikuasai dengan sempurna, ia dapat beralih pada informasi yang lain . Dalam melaksanakan evaluasi formatif, seorang pendidik perlu memperhatikan beberapa aspek evaluasi jenis ini, yaitu :
a. Aspek Fungsi
Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien atau memperbaiki rencana pembelajaran.
b. Aspek Tujuan
Untuk mengetahui sampai dimana penguasaan peserta didik tentangmateri yang diajarkan dalam satu rencana atau satuan pelajaran.
c. Aspek-aspek yang dinilai
Aspek-aspek yang dinilai pada evaluasi / penilaian formatif adalah hasil kemajuan belajar peserta didik yang meliputi : pengetahuan, keterampilan, sikap terhadap materi ajar yang disampaikan.

b.Evaluasi Sumatif
Yaitu evaluasi / penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran satu semester atau akhir tahun. Untuk menentukan jenjang pendidikan berikutnya. Evaluasi sumatif ini dapat dianggap sebagai  “ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajarsiswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenaikinerja akademik siswa dan bahan penentu naik tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.Asumsi evaluasi ini adalah bahwa segala sesuatu termasuk peserta didik diciptakan mengikuti hukum bertahap. Setiap tahap memiliki satu tujuan dan karakteristik tertentu.Satu tahapan yang harus diselesaikan terlebih dahulu untuk kemudian beralih ke tahapan yang lebih baik.

5.  prinsip- prinsip evaluasi pendidikan islam
A. Prinsip Umum
Agar evaluasi dapat akurat dan bermanfaat bagi para peserta didik dan masyarakat, maka evaluasi harus menerapkan seperangkat prinsip-prinsip umum sebagai berikut :
1.Valid
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang terpecaya dan shahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki keshahihan yang dapat dipertanggung jawabkan maka data yang dihasilkan juga salah dan kesimpulan yang ditarik juga menjadi salah.
2. Berorientasi Pada Kompetensi
Evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap keterampilan dan nilai yang terefleksi dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini maka, ukuran-ukuran keberhasilan penbelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan terarah.
3. Berkelanjutan
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu-kewaktu  untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.
4. Menyeluruh
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dan meliputi seluruh materi ajar serta berdasarkan pada strategi dan prosedur evaluasi. Dengan berbagai bukti tentang hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggung jawabkan kepada semua pihak.

5. Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil evaluasi hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan.
5.Adil dan Objektif
Evaluasi harus mempertimbangakan rasa keadilan bagi para peserta didik dan objektifitas pendidik. Tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang etnis, budaya, dan berbagai hal yang memberikan konstribusi pada pembelajaran. Sebab ketidak adilan dalam evaluasi/penilaian dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena mereka merasa dianak tirikan.
6.Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagi kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
7. Ikhlas
Ikhlas berupa kebersihan niat atau hati pendidik, bahwa ia melakukan evaluasi itu dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan dan bagi kepentingan peserta didik.
8. Praktis
Praktis berarti mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indicator.
9. Di catat dan Akurat
Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat dipergunakan.
  b.Prinsip Khusus
a.       Adanya jenis evaluasi yang digunakan yang memungkinkan adanya kesempatan terbaik dan maksimal bagi peserta didik menunjukkan kemampuan hasil belajar mereka.
b.      Setiap guru/pendidik harus mampu melaksanakan prosedur penilaian dan pencatatan secara tepat prestasi dan kemampuan serta hasil belajar yang dicapai peserta didik.

6.Sasaran Evaluasi Pendidikan
Objek atau sasaran evaluasi/penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Unsur-unsur sasaran evaluasi pendidikan meliputi :
a.      Input
Input adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah. Sebelum memasuki suatu tingkat sekolah (institusi), calon siswa itu di evaluasi atau dinilai dahulu kemampuannya. Dengan evaluasi / penilaian itu ingin diketahui apakah kelak ia akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya.
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh, dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya mencakup 4 hal, yaitu :
1) Kemampuan
2) Kepribadian
3)  Sikap-Sikap.
4)  Intelegensi
b.      Transformasi
Yang dimaksud dengan transformasi adalah mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi baham jadi. Dalam dunia pendidikan, sekolah itulah yang dimaksud dengan transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai transformasi. Bahan jadi yang diharapkan, yang dalam hal ini siswa lulusan sekolah di tentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat bekerjanya unsur-unsur yang ada.
Unsur yang terdapat dalam transfornasi yang semuanya dapat menjadi sasaran atau objek evaluasi/penilaian demi diperolehnya hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi sasaran atau objek evaluasi antara lain :
a.       Kurikulum atau materi,
b.      Metode dan cara penilaian,
c.       Sarana pendidikan atau media
d.      Sistem administrasi
e.       Guru/pendidik dan personal lainnya.

c.       Output
Yang dimaksud sebagai output atau keluaran adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transfornasi. Yang dimaksud dalam pembicaraan ini adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan apakah seorang siswa berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilaian sebagai alat penyaring kualitas.
Evaluasi terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian / prestasi belajar mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes pencapaian atau Achievement Test.
Kecenderungan yang ada sampai saat ini disekolah adalah bahwa guru hanya menilai prestasi belajar aspek kognitif atau kecerdasan saja. Alatnya adalah tes tertulis. Aspek psikomotorik apalagi afektif sangat jarang di jamah oleh guru. Akibatnya dapat kita saksikan yakni bahwa para lulusan hanya menguasai teori tetapi tidak terampil melakukan pekerjaan keterampilan juga tidak mampu mengaplikasikan pengetahuan yang sudah mereka kuasai. Lemahnya pembelajaran dan evaluasi terhadap aspek afektif ini, jika kita mau instrospeksi telah berakibat pada merosotnya akhlak para lulusan, yang selanjutnya berdampak pada merosotnya akhlak bangsa.

7. Ciri-Ciri Evaluasi Pendidikan
Ciri-ciri evaluasi dalam pendidikan, antara lain adalah sebagai berikut :
a. Evaluasi dalam pendidikan dilakukan secara tidak langsung. Contohnya dalam mengukur kepandaian melalui ukuran kemampuan menyeleseikan soal-soal.
b.Evaluasi pendidikan bersifat kuantitatif. Ukuran yang digunakan dalam evaluasi pendidikan yaitu ukuran kuantitatif, artinya menggunakan smmbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran, setelah itu lalu diinterpretasikan kebentuk kualitatif.
c. Evaluasi pendidikan menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
d. Evaluasi pendidikan bersifat relative. Artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari satu waktu kewaktu yang lain.
e. Dalam evaluasi pendidikan sering terjadi kesalahan- kesalahan. Adapun sumber kesalahan dapat ditinjau dari berbagai faktor, yaitu :
1)      Kesalahan pada waktu melakukan penilaian karena factor subjektif penilai telah berpengaruh pada hasil pengukuran.
2)      Kecenderungan dari penilai untuk memberikan nilai secara “murah” atau “mahal”.
3)      Adanya hallo effect yakni kesan penilai terhadap siswa.
4)      Adanya pengaruh hasil yang telah diperoleh terdahulu.
5)      Kesalahan yang disebabkan kekeliruan menjumlah angka-angka hasil penilaian

  


  

BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
          Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas.
Tujuan evaluasi secara umum adalah untuk mengetahui ada atau  tidaknya perubahan pada diri peserta didik serta tingkat perubahan  yang dialaminya setelah ia mengikuti PBM (proses belajar mengajar).
Fungsi evaluasi pendidikan yaitu :
1.      Evaluasi berfungsi selektif
2.      Evaluasi berfungsi diagnostic
3.      Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
4.      Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan





DAFTAR PUSTAKA

Drs. Hasan Basri, M.Ag. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2009
Drs. H. Hamdani Ihsan, Drs. H. A. Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 1998
https://algaer.wordpress.com



[1] Drs. Hasan Basri, M.Ag. 2009. Filsafat Pendidikan Islam (hakikat evaluasi pendidikan islam) hal 142
[2] Drs. H. Hamdani Ihsan – Drs. H. A. Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam (evaluasi dalam pendidikan islam) hal 224
[3]Drs. H. Hamdani Ihsan – Drs. H. A. Fuad Ihsan. Filsafat Pendidikan Islam.Fungsi pndidikan islam. hal 218-220

Tidak ada komentar:

Posting Komentar