Fungsi Media
Proses belajar
mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum
suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan
pendidikan yang telah dittapkan. Tujuan pendidkan pada dasarnya mengantarkan
para siswanya menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual,
moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk
social. Dalam mencapai tujuan tersebut yang diatur guru melalui proses
pengajaran.
Lingkungan belajar
yang diatur uru yang mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajar, metoligi
pengajaran dan penilain pengajaran. Unsure-unsur tersebut bisa dikenal dengan
komponen-komponen pengajaran. Tujuan pengajaran atau media pembelajaran adalah
rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh
berbagai pengalaman belajarnya (pada akhir pengajaran atau pembelajaran).
Bahan pengajaran
adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip,
generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat
menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
Dalam metologi
pengajaran ada dua aspek yang menonjolkan yakni metode mengajar dan media
pembelajaran atau pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian
adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai-tindaknya tujuan
pengajaran.
Dari urain diatas
dapat disimpulkan bahwakedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengjar
ada dalam komponen metologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur
leh guru.
Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar
sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan
interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari
media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang
penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru.
Melalui pengguna
media pengajar diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar
yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Beberapa jenis
media yang bisa digunakan dalam kegiatan penddikan dan pengajaran dapat
digolongkan menjadi media audio dan lingkungan sebagai media pengajaran.
Secara umum
kedudukan media dalam system pembelajaran adalah sebagai alat bantu, alat
penyalur pesan, alat penguat, dan wakil guru dalam menyampaikan informasi
secara lebih teliti, jelas dan menarik.
Kegiatan
pendahuluan pembelajaran sering disebut pula dengan pra-instruksional, fungsi
kegiatan tersebututamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang
efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik.
Fungsi media
pembelajaran itu sangat penting, sangat
dibutuhkan sekali karena media itu sangat berpengaruh saat belajar-mengajar.
Jika media pembelajaran itu terbatas maka pembelajaran bisa terganggu maka akan
mempersulit guru saat menyampaikan materi serta anak didiknya. Oleh kerena
itumedia pembelajaran sangat berpengaruh sekali terhadap kemajauan pendidikan.
Pada tahap
pembelajaran awal kegiatan belajar mengajar guru sering kali mengalami
kesulitan dalam mengarahkan perhatian, minat atau motivasi siswa terhadap poko
pembahasan yang sesaat lagi akan semakin terasa sulit apabila guru itu
meningngatkan kegiatan pengajarannya sebagai suatu proses yang mengandung peran
serta siswa-siswi aktif atau yang mendorong terjadinya interaksi instruksional.
Interaksi
instruksional adala reaksi yang terjadi antara siswa dengan guru antara ssiwa dengan siswa dan antara siswa
denagn sumber belajar yang menghasilakan perubahan pada aspek-aspek tertentu
pada diri siswa seperti aspek
intelektual, keterampilan, psikomotorik, kognitif, dan efektif.
Mengaktifkan
respon siswa karena banyak sekali siswa malas merespon pembelajaran yang
diberikan oleh guru karena guru monoton dan pembelajaran-pembelajaran sellu
begitu-begitu saja. Pembelajaran pemanfaatan media pembelajaran yang bervariasi
sesuai tujuan pembelajaran dapat mengatasi hal ini. Siswa akan memberikan
respon positif selama proses pembelajaran megajar langsung.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indra yang banyak peristiwa konsep atau
objek yang harus dipelajari oleh siswa tetapi untuk menyajikannya secara
langsung tidaklah mudah (bisa). Misalnya saja jika guru ingin membawa siswa kepada
masa-masa perang dunia ke-2 berkecamuk, maka guru dapat menyajikannya dengan
media pembeljaran . banayk vido-vidio dokumentasi tentang perang dunia ke-2 ini
tersedia di internet dengan menampilkannya di kelas pada saat pembelajaran ,
keterbatasan ruang dan waktu dapat diatasi. Jiak bagaiman guru ingin
menyampaikan bagaimana bentuk seekor amuba yang sedang mengambil makan, tentu
denagn menggunakan media pembelajaran tujuan ini dapat tercapai.
Media pembelajaran
berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan menghadirkan obyek yang
sebenarnya dan obyek yang angkah,membuat duplikasi yang sebenarnya, membuat
konsep abstrak ke konsep konkrit member kesamaan persepsi, mengatasi hambatan
waktu, jumlah dan jarak, menyajikan ulang informasisecara konsisten member
suasana yang belajar yang tidak tidak tertekan, santai dan menarik.
Mengaktifkan
pembelajaran di jamin pengguna media pembeljaran di kelas, apabila media
pembelajarannya yang dipilih dapat mengakomodasikan banayak siswa dan
memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengannya. Pembelajaran yang aktif
terbentuk ketika siswa siswinya dapat berinteraksi tidak hanya guru atau siswa
lainya. Tetapi juga dengan menggunakan media pembelajaran.
Membantu siswa
memahami pembelajaran jika guru ingin menggunakan media pembelajaran dan berbasis
atau efektif, maka guru harus memiliki media pembelajaran sesui dengan tujuan
pembelajaran. Media pembelajarn yang sesuai akan membantu siswa memahami materi
pembelajaran yang sedang dikerkajakan..
Pemusatan
perhatian siswa sebaiknya guru harus memiliki atau mempunyai trik sendirisupaya
terfokuskan apa yang yang diajarkan di kelas misalnya membawa peta yang akan
membuat menarik perhatian anak didiknya dan akan memperhatikan pelajaran sampai
selesai.
Menggugah emosi
siswa itu sebenarnya mudah sekali untuk di pengaruhi ke hal-hal yang baik
seperti contoh menontonkan video motivasi maka akan timbul emosi anak ketika
kehilangan semangat dan akan berusaha sekeras mungkin supaya sukses karena ada
harapan baru setelah menonton video motivasi.
Supaya anak didiknya
ingin terus mengikuti pelajaran maka guru harus bisa mengoprasikan media yang
berupa alat elektronik dan sejenisnya. Membuat tampilan yang menarik dengan
menggunakan media yang ada dan tersedia di Leptop contohnya PP (Power Point)
membuat data atau menyajikan grafik atau bagan-bagan yang lainnya yang dapay
membantu siswa mengorganisasikan materi pembelajaran dengan lebih mudah.
Membangkitkan
motivasi belajar siswa menggunakan media pembelajaran yang bervariasi atau
beragam media pembelajaran supaya ssiwanya termotivasi karena gurunya handal
dalam menggunakan media pembelajaran.
Media pengajaran
dapat mempertinggikan proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada
gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada
beberapa alas an, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar
siswa. Alas an pertama berkenan dengan manfaat media pengajaran dalam proses
belajar ssiwa antara lain: a.) pengajaran akan lebih menarik perhatian ssiwa
sehngga dapat menumbuhkan motivasi belajar; b.) bahan pengajaran akan lebih
jelas maknanya sehingga dapat menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik; c.)
Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semta-mata komunikasi verbal
melalui penuturan kata-kata oleh guru, singga ssiwa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; d.)
Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak mendengarkan uraian
guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mndemonstrasikan
dan lain-lain.
Contoh sederhana,
guru akan mengajarkan masalah kepadatan penduduk sebuah kota. Ia mengunakan
berbagai media pengajaran antara lain gabar atau foto suatu kota yang padat
penduduknya dengan segala permasalahannya. Gambar dan foto tersebut akan lebih
menarik bagi siswa dibandingan dengan cerita guru tentang padatnya penduduk
kota tersebut. Kemudian guru menyajikan suatu
grafik pertumbuhan jumlah penduduk kota tersebut dari tahun ke tahun,
sehngga jelas betapa cepatnya pertumbuhan penduduk kota tersebut.
Grafik tersebut
dapat memperjelas pemahaman ssiwa terhadap pertumbuhan penduduk dari tahun ke
tahun. Para ssiwa dapat melakukan analisis data penduduk, sebab-sebab
pertumbuhan penduduk, melakukan proyeksi jumlah penduduk tahun berikutnya, dan
aspek lain dari grafik tersebut. Ia juga dapat membuat grafik penduduk dan
member interpretasinya. Ini belajar kegiatan belajar ssiwa lebih banyak
dan lebih mendalam.
Semantara itu guru
lebih mudah mengatur dan member petujuk kepada siswa apa yang harus dilakukan
dari media yang digunakan, sehingga tuganya tidak semata-mata menuturkan bahan
melalui kata-kata (ceramah). Penggunaan gambar dan foto serta grafik dalam
contoh diatas adalah salah satu cara
pengajaran dengan media pengajaran.
Alas an kedua mengapa
pengguna media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah
berkenan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfkir manusia mengikuti tahap
perkembangan dimulai dari berfikir kongkret menuju berfkir abstrak, dimulai
dari berfikir sederhana menuju ke berfikir kompleks. Pengguna media pengajaran
erat kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut sebab melalui media pengajaran
hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat
disederhanakan.
Sebagai contoh
penggunakan peta atau globe dalam pelajaran ilmu Bumi, pada dasarnya merupakan
penyederhanaan dan pengkongkretan dari konsep georafis, sehingga dapat
dipelajari siswa dalam wujud yang jelas dan nyata. Demikian pula penggunaan
diagram yang melukiskan hubungan dan alur-alur yang terjadinya bel listri atau
bunyi radio merupakan gambaran dan penyederhanaan konsep berfikir abstrak salam
wujud mudah dipelajari oleh para ssiwa.
Penelitian yang
dilakukan terhadap pengguna media
pegajaran dalam proses belajar-mengajar sampai kepada kesimpulan, bahwa proses
dan hasil belajar para ssiwa menunjukan perbedaan yang berarti antara pengajara
tanpa media dengan pengajaran menggunakan media. Oleh sesb itu penggunaan media
pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi
kualitas pengajaran.
Fungus Media Pembelajaran Menurut Para Ahli:
Menurut Livie dan Lentz(1982) mengemukakan fungsi media
pembelajaran sebagai fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik
dan mengrahkan perhatian pembelajar akan berkosentrasi pada isi pelajaran.
Fungsi afekti maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran
pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Fungsi kognitif yaitu
mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian tujuan dalam memahami
dan mendengar informasi. Fungsi kompensatoris yaitu media visual memberikan
konteks untuk memahami teks dan membantu pembelajr yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
fungsi visual, dapat dikatakan bahwa belajar dari pesan visual
memerlukan keterampilan tersendiri. tehnik afektif adalah tehnik untuk memahami
tehnik pesan visual. Menggunakan fase diffrensiasi. yaitu dimana pembelajar
mula-mula mengamati, mengidentifikasi dan menganalisis. Menggunakan fase
integrasi yaitu di mana mempelajar menempatkan unsure-unsur visual secara
serempak, menghubungkan pesan-pesan visual kepada pengalaman pengalamannya.
Kesimpulannya yaitu dari pengalaman visualisai untuk kemudian
menciptakan konseptualisasi baru dari apa yang mereka pelajari sebelumnya.
Hasil penelitian dari Edmund Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan
Ahmad Rivai tentng pennggunaan gambar visual dalam pembelajaran disimpulkan terdapat
beberapa hasil penelitian bahwa untuk memperoleh hasil belajar bagi pembelajar
secara maksimal menggunakan gambar-gambar yang digunakan harus jelas,
menggunakan gambar harus familiar dgn pembelajar, gambar yang digunakan
ukurannya cukup besar, terdapat bukti, gambar-gambar berwarna lebih menarik
minat pembelajar.
Hasil penelitian Mabel
Rudisill. gambar-ganbar yang disukai anak-anak adalah gambar-gambar berwarna
yang menumbuhkan impresi atau kesan realistik.
Munadi (2008:37) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya
merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan,
alat, teknik, dan lingkungan, yang mana itu dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam
sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan
terjadinya proses belajar.
Pada usia sekolah terutama setelah menyelesaikan sekolah dasarnya,
peserta didik telah mencapai tingkat kesadaran sosial yang jelas sebagai hasil
pengalamannya dengan keluarganya, kawan-kawan sekolahnya, dan media sosialisasi
lainnya, seperti film, acara radio, buku, dan majalah.
Menurut Sutikno (2009:106-107), fungsi media dalam proses
pembelajaran yaitu Menarik perhatian siswa, Pembelajaran lebih komunikatif dan
produktif, Waktu pembelajaran bisa dikondisikan, Meningkatkan motivasi siswa
dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar, Meningkatkan kadar
keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan lain-lain.
Fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perthatian
(attention) siswa terhadap media ajar. Ketika kita memperhatikan rangsangan
tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya, disebut perhatian selektif /
selective attention (Rakhmat, 1985:67).
Fungsi
Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan
siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri
siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiaannya
akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.
Fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan
memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili
objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau
kejadian/peristiwa. Objek-objek itu direpresantasikan atau dihadirkan dalam
diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam psikologi
semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental (Winkel, 1989:42).
Fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan imajinasi
siswa. Imajinasi berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi (C.P. Chaplin, 1993:239)
adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris
(Munadi, 2008:46)
Fungsi motivasi, guru dapat
memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara
memberikan harapan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau dapat menjadi
motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Dengan demikian, motivasi
merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong,
mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran.
Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural
antarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal mudah untuk memahami para siswa
yang memiliki jumlah cukup banyak. Mereka masing-masing memiliki karakteristik
yang berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman,
dan lain-lain. Sedangkan dipihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan
diberlakukan secara sama untuk semua siswa. Media pembelajaran memiliki
kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, memper-samakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (1985: 28), dapat
memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan,
kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi
minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Untuk
memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik
drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan
merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini
akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka
penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian
bersifat amat
umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar
belakang. Media untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam
media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam
bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus
dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi
prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif.
Tiga
kelebihan kemampuan media (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, Te.al., 2001)
adalah sebagai berikut: Pertama, kemampuan fiksiatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan
kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian
dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada
saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
Kedua,
kemampuan manipulatif, artinya
media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam
perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,
kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
Ketiga,
kemampuan distributif, artinya
media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian
secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.
SUMBER:
Riva, Ahmad & Sudjana, Nana.
Media Pengajaran. Bandug: Sinar Baru Algensindo, 2010.
Azhar, Aryad. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Gravndo Persada,
2011.
Daryanto. Media Pembelajaran
Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gaun
Media, 2013.
Saya. heee :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar