Kamis, 16 Maret 2017

Fungsi Media Pembelajaran




Fungsi Media
            Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah dittapkan. Tujuan pendidkan pada dasarnya mengantarkan para siswanya menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun social agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk social. Dalam mencapai tujuan tersebut yang diatur guru melalui proses pengajaran.
            Lingkungan belajar yang diatur uru yang mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajar, metoligi pengajaran dan penilain pengajaran. Unsure-unsur tersebut bisa dikenal dengan komponen-komponen pengajaran. Tujuan pengajaran atau media pembelajaran adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dimiliki para siswa setelah ia menempuh berbagai pengalaman belajarnya (pada akhir pengajaran atau pembelajaran).
            Bahan pengajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum dan dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran.
            Dalam metologi pengajaran ada dua aspek yang menonjolkan yakni metode mengajar dan media pembelajaran atau pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai-tindaknya tujuan pengajaran.
            Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwakedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengjar ada dalam komponen metologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur leh guru.
Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru.
            Melalui pengguna media pengajar diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Beberapa jenis media yang bisa digunakan dalam kegiatan penddikan dan pengajaran dapat digolongkan menjadi media audio dan lingkungan sebagai media pengajaran.
            Secara umum kedudukan media dalam system pembelajaran adalah sebagai alat bantu, alat penyalur pesan, alat penguat, dan wakil guru dalam menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.
            Kegiatan pendahuluan pembelajaran sering disebut pula dengan pra-instruksional, fungsi kegiatan tersebututamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
            Fungsi media pembelajaran itu  sangat penting, sangat dibutuhkan sekali karena media itu sangat berpengaruh saat belajar-mengajar. Jika media pembelajaran itu terbatas maka pembelajaran bisa terganggu maka akan mempersulit guru saat menyampaikan materi serta anak didiknya. Oleh kerena itumedia pembelajaran sangat berpengaruh sekali terhadap kemajauan pendidikan.
            Pada tahap pembelajaran awal kegiatan belajar mengajar guru sering kali mengalami kesulitan dalam mengarahkan perhatian, minat atau motivasi siswa terhadap poko pembahasan yang sesaat lagi akan semakin terasa sulit apabila guru itu meningngatkan kegiatan pengajarannya sebagai suatu proses yang mengandung peran serta siswa-siswi aktif atau yang mendorong terjadinya interaksi instruksional.
            Interaksi instruksional adala reaksi yang terjadi antara siswa dengan guru  antara ssiwa dengan siswa dan antara siswa denagn sumber belajar yang menghasilakan perubahan pada aspek-aspek tertentu pada diri siswa  seperti aspek intelektual, keterampilan, psikomotorik, kognitif, dan efektif.
            Mengaktifkan respon siswa karena banyak sekali siswa malas merespon pembelajaran yang diberikan oleh guru karena guru monoton dan pembelajaran-pembelajaran sellu begitu-begitu saja. Pembelajaran pemanfaatan media pembelajaran yang bervariasi sesuai tujuan pembelajaran dapat mengatasi hal ini. Siswa akan memberikan respon positif selama proses pembelajaran megajar langsung.
            Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra yang banyak peristiwa konsep atau objek yang harus dipelajari oleh siswa tetapi untuk menyajikannya secara langsung tidaklah mudah (bisa). Misalnya saja jika guru ingin membawa siswa kepada masa-masa perang dunia ke-2 berkecamuk, maka guru dapat menyajikannya dengan media pembeljaran . banayk vido-vidio dokumentasi tentang perang dunia ke-2 ini tersedia di internet dengan menampilkannya di kelas pada saat pembelajaran , keterbatasan ruang dan waktu dapat diatasi. Jiak bagaiman guru ingin menyampaikan bagaimana bentuk seekor amuba yang sedang mengambil makan, tentu denagn menggunakan media pembelajaran tujuan ini dapat tercapai.
            Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan menghadirkan obyek yang sebenarnya dan obyek yang angkah,membuat duplikasi yang sebenarnya, membuat konsep abstrak ke konsep konkrit member kesamaan persepsi, mengatasi hambatan waktu, jumlah dan jarak, menyajikan ulang informasisecara konsisten member suasana yang belajar yang tidak tidak tertekan, santai dan menarik.
            Mengaktifkan pembelajaran di jamin pengguna media pembeljaran di kelas, apabila media pembelajarannya yang dipilih dapat mengakomodasikan banayak siswa dan memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengannya. Pembelajaran yang aktif terbentuk ketika siswa siswinya dapat berinteraksi tidak hanya guru atau siswa lainya. Tetapi juga dengan menggunakan media pembelajaran.
            Membantu siswa memahami pembelajaran jika guru ingin menggunakan media pembelajaran dan berbasis atau efektif, maka guru harus memiliki media pembelajaran sesui dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajarn yang sesuai akan membantu siswa memahami materi pembelajaran yang sedang dikerkajakan..
            Pemusatan perhatian siswa sebaiknya guru harus memiliki atau mempunyai trik sendirisupaya terfokuskan apa yang yang diajarkan di kelas misalnya membawa peta yang akan membuat menarik perhatian anak didiknya dan akan memperhatikan pelajaran sampai selesai.
            Menggugah emosi siswa itu sebenarnya mudah sekali untuk di pengaruhi ke hal-hal yang baik seperti contoh menontonkan video motivasi maka akan timbul emosi anak ketika kehilangan semangat dan akan berusaha sekeras mungkin supaya sukses karena ada harapan baru setelah menonton video motivasi.
            Supaya anak didiknya ingin terus mengikuti pelajaran maka guru harus bisa mengoprasikan media yang berupa alat elektronik dan sejenisnya. Membuat tampilan yang menarik dengan menggunakan media yang ada dan tersedia di Leptop contohnya PP (Power Point) membuat data atau menyajikan grafik atau bagan-bagan yang lainnya yang dapay membantu siswa mengorganisasikan materi pembelajaran dengan lebih mudah.
            Membangkitkan motivasi belajar siswa menggunakan media pembelajaran yang bervariasi atau beragam media pembelajaran supaya ssiwanya termotivasi karena gurunya handal dalam menggunakan media pembelajaran.
            Media pengajaran dapat mempertinggikan proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alas an, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alas an pertama berkenan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar ssiwa antara lain: a.) pengajaran akan lebih menarik perhatian ssiwa sehngga dapat menumbuhkan motivasi belajar; b.) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik; c.) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semta-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, singga ssiwa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran; d.) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mndemonstrasikan dan lain-lain.
            Contoh sederhana, guru akan mengajarkan masalah kepadatan penduduk sebuah kota. Ia mengunakan berbagai media pengajaran antara lain gabar atau foto suatu kota yang padat penduduknya dengan segala permasalahannya. Gambar dan foto tersebut akan lebih menarik bagi siswa dibandingan dengan cerita guru tentang padatnya penduduk kota tersebut. Kemudian guru menyajikan suatu  grafik pertumbuhan jumlah penduduk kota tersebut dari tahun ke tahun, sehngga jelas betapa cepatnya pertumbuhan penduduk kota tersebut.
            Grafik tersebut dapat memperjelas pemahaman ssiwa terhadap pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Para ssiwa dapat melakukan analisis data penduduk, sebab-sebab pertumbuhan penduduk, melakukan proyeksi jumlah penduduk tahun berikutnya, dan aspek lain dari grafik tersebut. Ia juga dapat membuat grafik penduduk dan member interpretasinya. Ini belajar kegiatan belajar ssiwa lebih banyak dan  lebih mendalam.
            Semantara itu guru lebih mudah mengatur dan member petujuk kepada siswa apa yang harus dilakukan dari media yang digunakan, sehingga tuganya tidak semata-mata menuturkan bahan melalui kata-kata (ceramah). Penggunaan gambar dan foto serta grafik dalam contoh diatas  adalah salah satu cara pengajaran dengan media pengajaran.
            Alas an kedua mengapa pengguna media pengajaran dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran adalah berkenan dengan taraf berfikir siswa. Taraf berfkir manusia mengikuti tahap perkembangan dimulai dari berfikir kongkret menuju berfkir abstrak, dimulai dari berfikir sederhana menuju ke berfikir kompleks. Pengguna media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berfikir tersebut sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.
            Sebagai contoh penggunakan peta atau globe dalam pelajaran ilmu Bumi, pada dasarnya merupakan penyederhanaan dan pengkongkretan dari konsep georafis, sehingga dapat dipelajari siswa dalam wujud yang jelas dan nyata. Demikian pula penggunaan diagram yang melukiskan hubungan dan alur-alur yang terjadinya bel listri atau bunyi radio merupakan gambaran dan penyederhanaan konsep berfikir abstrak salam wujud mudah dipelajari oleh para ssiwa.
            Penelitian yang dilakukan terhadap  pengguna media pegajaran dalam proses belajar-mengajar sampai kepada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar para ssiwa menunjukan perbedaan yang berarti antara pengajara tanpa media dengan pengajaran menggunakan media. Oleh sesb itu penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.      
           
Fungus Media Pembelajaran Menurut Para Ahli:
Menurut Livie dan Lentz(1982) mengemukakan fungsi media pembelajaran sebagai fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan perhatian pembelajar akan berkosentrasi pada isi pelajaran. Fungsi afekti maksudnya media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar informasi. Fungsi kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu pembelajr yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
fungsi visual, dapat dikatakan bahwa belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan tersendiri. tehnik afektif adalah tehnik untuk memahami tehnik pesan visual. Menggunakan fase diffrensiasi. yaitu dimana pembelajar mula-mula mengamati, mengidentifikasi dan menganalisis. Menggunakan fase integrasi yaitu di mana mempelajar menempatkan unsure-unsur visual secara serempak, menghubungkan pesan-pesan visual kepada pengalaman pengalamannya.
Kesimpulannya yaitu dari pengalaman visualisai untuk kemudian menciptakan konseptualisasi baru dari apa yang mereka pelajari sebelumnya.
Hasil penelitian dari Edmund Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai tentng pennggunaan gambar visual dalam pembelajaran disimpulkan terdapat beberapa hasil penelitian bahwa untuk memperoleh hasil belajar bagi pembelajar secara maksimal menggunakan gambar-gambar yang digunakan harus jelas, menggunakan gambar harus familiar dgn pembelajar, gambar yang digunakan ukurannya cukup besar, terdapat bukti, gambar-gambar berwarna lebih menarik minat pembelajar.
 Hasil penelitian Mabel Rudisill. gambar-ganbar yang disukai anak-anak adalah gambar-gambar berwarna yang menumbuhkan impresi atau kesan realistik.
Munadi (2008:37) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan memungkinkan terjadinya proses belajar.
Pada usia sekolah terutama setelah menyelesaikan sekolah dasarnya, peserta didik telah mencapai tingkat kesadaran sosial yang jelas sebagai hasil pengalamannya dengan keluarganya, kawan-kawan sekolahnya, dan media sosialisasi lainnya, seperti film, acara radio, buku, dan majalah.
Menurut Sutikno (2009:106-107), fungsi media dalam proses pembelajaran yaitu Menarik perhatian siswa, Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif, Waktu pembelajaran bisa dikondisikan, Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar, Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan lain-lain.
Fungsi atensi, media pembelajaran dapat meningkatkan perthatian (attention) siswa terhadap media ajar. Ketika kita memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya, disebut perhatian selektif / selective attention (Rakhmat, 1985:67).
            Fungsi Afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiaannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya.
Fungsi kognitif, siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representatif yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu direpresantasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan atau lambang yang dalam psikologi semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental (Winkel, 1989:42).
Fungsi imajinatif, media pembelajaran dapat meningkatkan imajinasi siswa. Imajinasi berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi (C.P. Chaplin, 1993:239) adalah proses menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris (Munadi, 2008:46)
 Fungsi motivasi, guru dapat memotivasi siswanya dengan cara membangkitkan minat belajarnya dan dengan cara memberikan harapan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau dapat menjadi motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antarpeserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah cukup banyak. Mereka masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda apalagi bila dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan dipihak lain, kurikulum dan materi ajar ditentukan dan diberlakukan secara sama untuk semua siswa. Media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, memper-samakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (1985: 28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat  amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Media untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif.
Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach dan Ely dalam Ibrahim, Te.al., 2001) adalah sebagai berikut: Pertama, kemampuan fiksiatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya.
Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya.
Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio.


SUMBER:
Riva, Ahmad & Sudjana, Nana. Media Pengajaran. Bandug: Sinar Baru Algensindo, 2010.
Azhar, Aryad. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Gravndo Persada, 2011.
Daryanto. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gaun Media, 2013.






 Saya. heee :-)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar