Hidup yang akan mati
Kematian tak akan pernah indah
Jika hidup ini yang tak ada perjuangannya
Oh hidup
Begitu indah
Begitu anggun
Yang memancarkan kehidupan penuh warna
Hidup yang indah
Selalu berjuang di setiap langkah
Bersyukur untuk saat ini
Bahwa masih bernafas di dunia ini
KEBANGKITAN DARI JIWA YANG SEMPURNA
Sabtu, 08 Desember 2018
Jumat, 02 Juni 2017
Hembusan Pori-Pori Cinta
Hembusan Pori-pori Cinta
Yanto adalah pemuda yang berumur 25 tahun memiliki sebuah pekerjaan
tetap yang sudah tidak di kontrak lagi oleh perusahaannya karena kinerja
skillnya bagus, perusahaan mempercayainya untuk dijadikan karyawan tetap.
Saat Yanto bekerja
berada di kantornya posis Yanto sedang berdiri sambil memandang kearah luar
dari jendela kaca kantornya dari lantai tujuh Yanto melihat wanita cantik yang
pertama kali Yanto lihat membuat hati Yanto terpikat yang mempunyai harapan
cinta di hatinya.
Yanto tergesa-gesa
turun dari lantai tujuh, jam pun sudah menunjukan pukul 12:00 waktunya jam
istirahat untuk makan siang. Wanita yang Yanto lihat sedang menunggu seseorang
untuk menjemputnya. Wanita tersebut terlihat gelisah, keringat pun semakin
berceceran di dahi dan di pipinya. Keringat yang keluar dari keningnya di usap
perlahan dan merasakan letih.
“Wah mana nih tukang
ojeng langganan gue?? Gue ada janji lagi
sama temen untuk menemani nonton bioskop pukul 16:15 WIB. Kalau gue ga datang
menemaninya gue bakalan dapat masalah besar dengan temanku, dapat kena omelan
teman gue yang super crewet,” lanjutnya si wanita yang sedang menunggu ojek
langganannya.
Setelah beberapa
menit kemudian Yanto menghampiri wanita yang dilihat dari lantai tujuh tempat
kerjanya.
“Hai… selamat siang.
Sedang menunggu sesuatu mbanya???” SapaYanto sambil mengulurkan tangannya
kepada wanita tersebut Yanto ingin berkenalan.
“Hai juga… kamu
siapa yah?!? Apa gue pernah lihat loe???” jawabannya degan nada cuek.
“Aku Yanto yang bekerja
di perusahaan di sekitar sini. Itu gedugnya??” Memperkenalkan diri sambil
menunjukkan tempat kerjanya.
Tiba-tiba hpnya si
wanita itu bunyi dari dalam tas. Ada sebuah pesan singkat dari tukang ojek.
Ternyata tukang ojek langganannya sedang memperbaiki montornya serta suruh
menjenguk ibunya yang sedang sakit di rawat di rumah sakit.
“Hmm…..” Aku Siti mas Yanto!!! Jawabnya.
“Apakah mba ini mau
makan siang bersama ku?? Ajakan Yanto kepada teman barunya.
“Ok deh!!! Kebetulan
aku sudah kelaparan dari tadi. Karena tukang ojek langgananku sedang libur. Ya
nasibnya seperti ini.
Yanto bersama teman barunya yang bernama Siti meninggalkan tempat
perkenalan dan menuju kantin makanan yang sudah menjadi langganan Yanto pada
saat jam Istirahat karena Yanto merasa pas masakannya dan murah-murah
makanannya, cocok dalam isi dompet Yanto, sudah murah enak lagi kantin
langganannya.
Akhirnya mereka
berdua sampai juga di kantin. Meraka berdua mencari tempat duduk yang kosong
untuk mereka berdua.
“Bu aku mesen ayam
peyet. Untuk makan disini.” Permintaan Yanto kepada pemilik kantin.
“Mba Sitinya mau
mesen makanan apa???” Tanya Yanto kepada Siti.
“Hmm….. Makan apa
yah hari ini?? Aku lagi pengen makan pecel lele. Jadi mesen pecel lele saja. Permintaan
Siti teman baru Yanto..
“Bu mesen satu lagi.
Mesen pecel lele.” Teriak Yanto kepada Bu kantin.
“Oh ya?!? Jangan
manggil aku mba??? Panggil saja aku Siti mas!!!” lanjut Siti.
“Emangnya umurnya
sudah berkepala berapa??? Apakah sudah menikah mba ini?”
“Udah berkepala dua
lebih Sembilan!! Aku sudah tak bersuami lagi. Suami aku meninggal waktu aku
umur 25 tahun.”
“Maaf mba aku sudah
membuat mba teringat pada masa lalu mba.”
“Tak apa mas aku
sudah biasa seperti ini!!”
Hidangan makan siang
yang tadi di pesan sudah datang dan siap untuk disantapnya.
“Bu es the satu!!”
pesanan Yanto kepada Bukantin.
“Aku jeruk anget
Bu??” Siti mesan minuman.
Saat makan siang
Yanto menikmati ayam penyetnya bersama secangir es teh, Siti pun menikmatinya
hidangan pecel lelenya dengan segelas minuman jeruk angetnya.
Mereka berdua
menikmati makanan bersama dengan menu yang berbeda. Saat mereka makan bersama
tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya mereka karena asik dengan
hidangan yang ada di depan mereka masing-masing.
Setelah beberapa menit
kemudian Yanto dan Siti selesai makannya, mereka berdua menginggalkan tempat
duduk mereka menuju kasir pembayaran.
“Bu??? Pecel lele
sama jeruk anget berapa semuanya??” Siti bertanya kepada tukang kasirnya.
“Tunggu dulu Bu ??
Ayam penyet, pecel lele, es teh, jeruk anget semuanya berapa Bu??” Sahut Yanto.
“Eh….. kok kamu jadi
bayarin yang aku makan??” sambar Siti.
“Udah kamu tenang
saja!! Biar aku yang bayar semuanya.” Jawab Yanto.
Tiba-tiba kasir
beserta pelayan kebingungan.
“Semuanya 30.000
ribu mas!! Jawab tukang kasir.
Yanto segera
mengambil uang yang ada di dalam dompet. Yanto segera mengambil dompet dari
saku belakang celanya.
Yanto melihat uang yang ada di dalam dompet,
ternyata uang Yanto tinggal 50.000. tak ada lagi di dalam dompetnya, isi dompet
Yanto diperlihatkan kepada Siti
“Wah uang tinggal
selembar ternyata. Aku belum gesek lagi di ATM.” Yanto sambil membuka
dompetnya.
“Bang biar saya saja
yang bayar!! Uangnya biar abang simpan saja. Buat makan sore abang saja???
Sahut Siti.
“Tak usahlah. Aku
lupa belum gesek. Nanti setelah ini aku akan mampir dulu ke ATM untuk gesek
uang.” Jawab Yanto.
“Beneran nih. Tak
apa kalau uang yang 50.000 di pakai??” Tanya Siti.
Yanto memberikan
uang 50.000 kepada uang kasir dan di kembalikan 20.00 kepada Yanto. Mereka
berdua berjalan meninggalkan kasir tempat pembayaran.
“Lah kok semuanya
bisa murah meriah segitunya Bang??” Tanya Siti sambil penasaran.
“Haaa…. Yanto pun
tertawa lebar.
“Emangnya tadi
seharusnya aku bayar berapa coba??” lanjut Yanto.
“Pecel lele 17.000,
jeruk anget 50.000, ayam penyet 20.000, oh ya di dalam ayam penyetnya ada
bergedelnya jadi 23.000, es tehnya 3.000, jadi total keseluruhannya 48.000. Lah
tadi kok Cuma bayar 30.000??” Siti mengitung-ngitung sedetail mungkin hingga beberapa
kali karena ada yang ganjaldi pikirannya, Siti benar-benar penasaran yang tadi
telah dimakannya bersama Yanto.
“Mungkin kantinnya lagi baik hati sama kita berdua,
karena dianggap pasangan yang cocok!!!” jawab Yanto.
“Udah lah.” Aku jadi
bingung mikiri pembayarannya?! Jawab Siti sambil mengaruk-garuk kepalanya.
“Apa kita pasangan
yang cock.??” Sambar Siti dengan nada
tinggi.
“Hooo….. sabar dulu.
Tak usah emosi seperti itu? Tar manisnya jadi sirna loh?!?” ledek Yanto.
Siti hanya terdiam
saja karena merasa kesal. Sebenarnya hati yang terdalamnya Siti begitu senang
dibilang cantik dan manis. Setelah beberapa tahun tak ada seorang laki-laki
berkata seperti ini baru hari ini di bilang cantik dan manis setelah di tinggal
4 tahun oleh suami yang tercintanya.
“Kok jadi bengong
!!! apa ada yang salah dengan perkataanku yang tadi??” Tanya Yanto.
“Tidak ada koh?? Aku
terdiam karena kekenyangan saja, terasa berat sekali.” Siti sedikit berbohong
kepada Yanto.
Tiba-tiba Yanto
memberikan sesuatu kepada Siti saat berjalan bersama.
“Nih buat kamu!!
Sapa tau kamu butuh aku untuk menemani kamu makan jalan bersama seperti ini.”
Yanto memberika kartu namanya yang tadi di ambil di saat di kantin, di saku
atas baju sambil kepedean.
Siti tersenyum kecil kepada Yanto sambil mengambil kartu
nama Yanto yang dibrikn kepada Siti.
“Udah dulu ya!! Aku
mau pulang dulu. Kayanya di depan sana banyak taksi.” Salam perpisahan siti
untuk meninggalkan Yanto.
“Beneran nih ga mau
aku anter kamunya??” ajakan Yanto kepada Siti.
“Tak usah
repot-repot bang. Tadi aku sudah meropatkan kamu waktu di kantin.”Jawab Siti.
“Terikasih bang
untuk hari ini. Mungkin lain kali kita bisa berjumpa kembali di suatu tempat
yang berbeda.” Siti sambil membuka pintu taksi sambil melambaikan tangan
sebagai tanda perpisahan.
Lagi-lagi Yanto
sendiri lagi. Yanto melangkah menuju kantornya. Yanto ingin mengambil uang
tetapi saat Yanto melihat ATM yang sedang ngantri, banyak orang yang sedang
mengambil uang di ATM. Yanto mengugurkan niatnya uang mengambil uang.
Yanto begitu
senangnya bisa berjalan dengan wanita yang cantik menawan, wanita cantik yang
membuat Yanto tersepona oleh pandangan pertamanya. Yanto beryakinan bahwa Siti
itu berbeda dengan wanita yang lain. Yanto berjalan menuju tempat ruangan kerjanyasambil
tersenyum sendiri.
Silfi dengan kawanya
yang bernama Nofi membicarakan Yanto teman seruangannya, Yanto tersenyum-senyum
dari tadi merasa bahagianya hari ini.
“Eh….. Eh hari ini
Yanto bahagia sekali yah?? Tidak kaya biasanya, saking girangnya sambil
tersenyum sendiri. Jangan-jangan Yanto lagi kumat nih??” Tanya Nofi sambil
meledek Yanto ke Nofi.
“Eh…..!! jangan
gitulah?? Teman kita lagi senang, ya seharusnya kita ikut senang sebagai teman
seprofesi di kantor ini!!!” jawab Silfi.
“Ya deh!!!” jawab
singkat Nofi.
Yanto pun kembali
sibuk di kantornya mengerjakan berkas-berkas yang diberikan kepada Yanto. Yanto
di kantornya dan trampil di bidangnya karena Yanto suka sekali dengan
pekerjaannya begitu menekuninya.
Jam telah menunjukan
pukul 16:30, seperti biasanya Yanto mengambil lemburan sampai tengah malam.
Hari ini Yanto mengabaikan lemburan, karena ingin cepat-cepat ingin rasanya
pulang. menyelonjorkan kaki, memanjakan badan di atas kasur.
Setelah Yanto sampai
di depan pintu rumah hpnya Yanto berbunyi bahwa ada tanda satu pesan sms yang
masuk. Tetapi Yanto mengabaikan pesan yang ada di hapnya. Yanto ingin sekali
mandi supaya badannya terasa segar.
Yanto melepaskan
sergam kantornya untuk dicuci, Yanto menyuci pakaian sambil mandi. Yanto bernyanyi
saat mengucek baju di kamar mandi, Yanto bernyanyi lagu favoritnya yang
berjudul janji suci.
Setelah selesai
Yanto mengeringkan badannya menggunakan handuknya, Yanto merasa badannya sudah
kering menuju jemuran untuk menjumur pakai Yanto yang barusan di cuci.
“Ah begitu lapernya
aku mala mini?!?” kata Yanto.
“Makan apakah malam
ini yang enak yah??”Yanto berfikir menu apakah yang akan di makan mala mini,
Yanto sambil menggunakan bajunya.
Yanto pun sudah
berpakaian rapi untuk keluar sebentar mencari makanan yang ia inginkan.
Tidak lama kemudian
Yanto menemukan abang-bang yang sedang membuat nasi goreng kepada tiga orang
pelanggannya.
“Wah enak tuh mala mini makan nasgor!!” kata hati Yanto.
Yanto mendatangi
abang-abang nasgor yang sedang sibuk melayani pelanggannya.
Yanto duduk di
bangku yang sudah disediakan oleh abang-abang tukang nasgor. Yanto duduk sambil
memesan nasgor yang isinya telor teplok atau mata sapiyang tidak menggunakan
acar, nasgor kesukaan Yanto menggunakan telor mata sapi tanpa menggunakan acar.
Yanto merasa lama
sekali menunggu nasgornya yang jadi, Yanto menggambil hp yang ada di saku kiri
celananya. Ada empat sms dari Siti yang belum Yanto baca.
“Selamat sore bang.
Gimana kabarnya bang??” Isi pesan hp jam 17:45.
“Sedang sibuk dengan
pekerjaanya ya bang??” isi pesan pukul 18:30.
“Kapan-kapan kita
makan siang lagi yuk bang.” Ajakan Siti melalui sms pada pukul 19:10.
“Hari besok kita
jalan-jalan yuk bang. Aku bosan nih disini sendirian.” Ajakan Siti ke Yanto
melalui sms pada jam 19:30.
Yanto tersenyum sendiri setelah membaca semua pesan Siti.
Yanto membalas sms Siti, Yanto menggabungkan satu sms untu menjawab semua sms
dari Siti.
“Alhamdulillah aku
disini baik-baik saja mba. Kabarnya mba gimana?? Saya berharap mba Siti baik
juga kabarnya. Maaf baru bales smsnya, soalnya aku pulang kerja jam 18:00. Aku
langsung mandi, supaya badan lebih segar lagi. Karena tadi nda pegang hp. Ya Ok
kapan-kapan kita jalan serta makan bersama kembali seperti di kantin”. Balasan
sms Yanto ke Siti.
“Ok….. kalau mau jalan kabari lagi yah???” balasan sms Siti.
“Ok mba!!! Balasan
singkat dari Yanto.
Sudah lama Yanto
menunggu nasgor yang telah dipesannya. Tidak terasa hidangan nasgor pesananya
sudah ada di hadapannya, bau nasgornya begitu lezat mengoda perut yang terasa
lapar. Perut Yanto sudah pada joget untuk mendapatkan asupan makanan yang belum
terisisehabis pulang kerja.
Yanto menglahap
hidangan nasgornya tidak memperdulikan orang yang berada disekelilingnya. Yanto
acuh tak acuh menglahap hidangannya samapi kelar.
Minuman air putih
yang sudah tersediakan di dekat Yanto oleh penjual nasgornya. Telor mata sapi
yang tersisa utuh yaitu kuning-kuningnya bulat yang dimakan saat-saat terakhir.
Yanto menikmati telor mata sapi, begitu menikmati rasanya yang lezat sekali.
“Wah mantap nih
kuning telor mata sapinya. Ini kesukaan ku??” kata Yanto.
Yanto membayar
makanan dan meninggalkan tempat tersebut.
*****
Pada jam makan siang Yanto teringat
Siti, rasanya ingin sekali menelfonnya, Yanto merasa malu, Yanto mengirimkan
sms singkat kepada Siti.
“Apakah engkau ada yang kosong untuk
seorang laki-laki. Apakah ada??” Sms Yanto ke Siti.
Siti kaget isi sms Yanto yang
dikirimkan. Siti berfikir dan berfikir maksud dari sms Yanto itu apa.
“Mungkin sms ii akan aku balas saat
kita berjumpa kembali.” Sms balasan Siti.
Yanto membaca pesan sms dari Siti,
tidak membalas sms lagi. Mungkin Yanto menunggu jawaban dari Siti.
*****
Yanto bertemu kembali dengan Siti
disuatu tempat yang romantis, pertamakali Siti kunjungi.
“Tempat apakah ini yang kau tunjukan
kepada ku??” Tanya Siti.
“Tempat kita untuk berbicara secara
empat mata.” Jawab Yanto.
“Ini
disebut pasar malam. Karena tempat ini baru tiga hari dibuka di daerah sini!!”
lanjut Yanto.
“Oh pasar malam yah?? Kirain ini
tempat diskotik!!” jawab Siti.
“Haaa….. kau ini begitu polosnya yah??
Aku tak mungkinlah aku ngjak kamu ke tempat seperti itu??”
“Ia sapa tau kamu gituan!!!
”Hooo….. Aku ini kan anaknyakalem, mana mungkin berani begituan.
Joget-joget yang tak jelas tujuannya.
“Emannya kamu mau ngasih jawaban
seperti apa yah?? Bikin bingung saja!!! Lanjut Yanto.
“Ya mungkin aku akan buka hati ini
untuk seseorang. Karena aku juga merasa kesepian dalam kehidupan
ini.menjalankan kesepian ini terasa sunyi dalam hati.” Jawaban Siti dengan nada
pelan sambil mengelurkan air mata, Siti tersenyum ke kecil untuk Yanto,
memberikan sebuah hrpan.
“Apakah kamu mau menikah dengan ku??”
Tanya Yanto sambil duduk di kursi yang jualan aneka ragam jajanan, minuman.
“Apa??” Siti kaget atas pertanyaan
Yanto, sehingga Siti tersedak karena posisi Siti sedang minum
“Kamu tidak salah kah??” lanjut Siti.
“Tidak aku ini serius dengan kamu.
Kamu mau nda hidup bersamaku selamanya??” Tanya Yanto kepada Siti.
Siti terdiam saja atas semua kejujuran
Yanto ke Siti. Yanto berani mengatakan seperti itu. Padahal baru satu minggu
berkenalan sudah mengajak menikah.
“Ok lah. Kalau kamu diam berarti
jawabannya iya.” Kata Yanto.
“Ya….. Ya….. Ya…..” Aku berfikir
dahulu. Siti terlihat gugup.
Mereka berdua bermusyawarah serius untuk menentukan masa depan
kehidupannya.
*****
Mereka berdua akhirnya dipersatukan,
menikah dari pertemuan satu minggu, perkenalan yang tak disengaja.
Akhirnya mereka berdua bersatu dalam ikatan
yang sah secara agama Islam, mereka melepaskan statusnya di jenjang pernikahan.
Setelah acara pernikahan usai, mereka
merapikan pakain, dua penganti yang bisa di panggil penganten baru , yang
ibaratnya buku baru yang masih tersegel, mengeluarkan bau khas buku baru.
“Mas akhirnya kita bisa bersatu
seperti ini, dalam satu ikatan yang sah.” Kata Siti.
“Heee….. Ya istriku tersayang.” Yanto
tersenyum manis ke istrinya.
Setelah beberapa minggu kemudian ada
seorang gadis yang berumur sekitar 19 tahun datang ke rumah Siti dengan
menyebut Ibu.
“Ibu!!! Selamat yah atas
pernikahannya.” Ungkapan senang gadis kepada Siti.
“Ibu?? Ini siapa yah?? Kok akrab
sekali dengan kamu??” Tanya Yanto.
“Itu anak kandungku Mas!! Yang baru
pulang dari olimpiade SAIN IPA yang mengikuti lomba selama tiga bulan di
semarang.” Jawab Siti.
“Oh…!! Kamu sudah mempunyai anak
ternyata!! Istriku yang ku cinta, sudah mempunyai anak berapa dari pernikahan
dahulu??” Tanya Yanto dengan penasaran.
“Aku hanya memiliki satu anak dari
pernikahan dulu!! Suami yang dahulu telah meninggal dunia, inilah anakku
satu-satunya??” jawaban Siti sambil memeluk anaknya yang tercinta, meninggalkan
rindu di tinggal selama tiga bulan.
“Na, nama kamu siapa??” Tanya Yanto
kepada anak tirinya.
“Nama ku Maesaroh.” Jawab Maesaroh.
“Apakah aku boleh memanggil anda
dengan sebutan Ayah??” lanjut Maesaroh.
“Boleh Nak!!” jawab Yanto.
*****
Mereka bertiga makan malam bersama.
Lauk yang dihidangkan banyak sekali. Sayang sekali ketika Yanto memegang
plastik hitam di tangan kirinya, plastic hitam tersenbut di sembunyika oleh
Yanto di dekat kursi tempat duduknya.
Walaupun Yanto sudah disembunyikan,
rupanya masih ketuhan juga oleh anak tirinya.
“Di plastik hitam itu apa Ayah??”
Tanya Maesaroh sambil penasaran isi plastik yang dibawa Yanto di ruang makan.
“Ini bungkusan kecil, bungkusan yang
isinya Mie Ayam. Hee…..” Yanto menjelaskan kepada mereka berdua di sertai
ketawa.
“Apakah Ayah boleh makan Mie ayam
ini?? Ayah sudah nyidam Mie Ayam sudah tiga minggu yang lalu, Ayah sudah kangen
sekali dengan makan ini!!” permintaan Yanto kepada Istri, anak tirinya.
“Waahh!! Ayah curang, masa Cuma beli
satu bungkus doang, ya namanya tidak adil.” Protes Maesaroh.
“Ya maaf lah, tadi Ayah pergi,Ayah
melihat ada tukang mie ayam, terus Ayah menghampirinya, ternyata Ayah cuman
membawa uang lima belas ribu saja. Ya jadinya Ayah beli cuman satu bungkus
doang!!” Ya deh, lain kali Ayah akan membeli tiga bungkus untuk kita makan
bersama-sama.
“Ya luh?? Ayah, besok beli tiga
bungkus untuk di makan bersama-sama.”
“Ya anak ku yang manis.”
“Uadah-udah. Kalian ini kan udah pada
besar. Mie Ayam jadi rebutan kaya gini!!” Ibunya Maesaroh memberikan nasehat
kepada anaknya, suaminya.
“Beneran ayah tidak mau makan yang ada
dimeja terlebih dahulu??” lanjut Siti.
“Heee….. kalau boleh
yang ada di plastik dulu juga ga apa-apa!! Daripada entar mie ayamnya menjadi
medok. Ya tar tidak enak di makan, sanyang kan kalau dibuang begitu saja!!”
Yanto sambil tertwa, memberikan alas an yang logis kepada istri, anaknya.
“Beneran Ayah mau
makan nanti.” Sambar Maesaroh.
“Makannya nanti,
setelah beberapa menit kemudian setelah lapar lagi.”
“Ya udah, Maesaroh
mau masuk kamar dulu. Kalau Ayah mau makan lagi, Ayah ajak Maesarog ya.
Maesaroh mau belajar terlebih dahulu. Pokoknya Ayah jangan lupa, kalau mau
makan ajak Maesaroh, biar Maesaroh bisa makan bersama Ayah.” Permintaan
Maesaroh dengan suara manjanya.
“Yaa….. Nanti makan
bersama Ayah. Ya udah, kalau mau belajar dulu ga apa-apa. Entar Ayah ajak
Maesaroh makan malam.
*****
Jam menunjukan pukul
08:30, pada hari minggu mereka sedang merayakan lutisan bersama.
Lutisan yang mereka
buat benar-benar level pedas. Karena Maesaroh jagonya dengan Cabe. Maesaroh
menantang Ayah, Ibu untuk berlomba makan litisan super levelnya cabe. Mereka
bertiga tidak sadar bahwa keracunan makanan yang tadi malam di makan oleh
mereka. Mereka bertiga di bawa ke rumah sakit yang terdekat, mereka bertiga
tidak kuat untuk menahannya.
Mereka bertiga
beranggapan bahwa sakit perut tersebut berasal dari makan lutis yang super
levelnya pedas. Tetapi perkiraan mereka salah. Mereka bertiga pingsang setelah
tiba di rumah sakit.
Setelah beberapa
menit kemudian, dari mereka bertiga yang sudah sadar yaitu Maesaroh. Ibu,
Ayahnya belum tersdarkan. Maesaroh sadar dengan kondisi yang sangat lamah
sekali, mengeluarkan busa dari mulutnya. Untungnya Maesaroh cepat-cepat
tertolongkan bersamanya Ayahnya. Dokter memberitahu kepada tetangga Yanto,
bahwa Siti sudah meninggal dunia, karena racun yang berada di dalam tubuhnya
membuat daya tahan tubuh berkirang mengakibatkan daya tahan tubuh melemah,
banyak bakteri-bakteri yang menyerang tubuh Siti.
Setelah penangan Yanto,
Maesaroh sudah sembuh dari keracunan makanan, Yanto, Maesaroh dirawat di rumah
sakit, mereka berdua bertanya kepada tetangganya tentang keadaan Siti.
Ketika tetangganya
menjelaskan apa yang telah dokter katakana kepadanya di jelaskan kembali.
Mereka berdua sok,
mendengar Siti meninggal dunia karena keracunan makanan, tidak kuat terhadap
pedas, yang tidak bisa tahan lagi..
Mereka berdua
benar-benar terpukul atas meninggalnya Siti.
Mereka berdua
benar-benar terpukul atas kehilangan salah satu kelurga yang mereka cintai.
Pemakaman pun telah
disiapkan untuk menghantarkan Siti ke tempat terakhir peristirahatnya.
Yanto berusaha tegar
dan berusaha menenangkandiri, supaya tidak berlarut-larut dalam kesedihannya.
Maesaroh belum bisa
menerima atas kepergian Ibunya. Maesaroh benar-benar kehilangan Ibu yang
tercinta atas kepergiannya untuk selamanya. Yanto berusaha menenangkan Maesaroh
supaya ikhlas atas kepergian Ibunya, karena di dunia ini adalah titipan Allah.
*****
Setelah beberapa
bulan kemudian, Yanto melihat Maesaroh sperti istrinya sendiri yang benar-benar
mirip dengan Maesaroh, yang begitu cantiknya. Yanto tersenyum kepada Maesaroh
saat tidur, Yanto mengelus rambutnya yang panjang seperti Ibunya.
Maesaroh akhirnya
terbangun dari tidur yang begitu nyenyak. Maesaroh menguap, mengucek-ucek
matanya setelah bangun tidur.
“Ayah!!! Ayah sudah
lama berdiri disitu??” Tanya Maesaroh kepada Maesaroh.
“Tidak!! Ayah barusan berdiri dis sini.” Jawab Yanto.
“Nak kamu cantik sekali membuat Ayah jatuh cinta pada padangan
pertama!!” ungkapan Yanto kepada Masaroh.
“Apa??? Ayah bilang apa???” jawab Maesaroh dengan nada tinggi.
“Ya….. Ayah suka kepadamu sayang!!” jawab Yanto dengan nada mesra.
“Ayah ini benar-benar gila apa??? Ayah sedang bercanda kand??”
Saura Maesaroh semakin melengking di kuping Ayahnya atas perilaku, ucapannya.
“Tidak!! Aku ini
sungguhan. Menyukai kamu Maesaroh.” Yanto sambil mengelus pipinya sambil
menciumnya sebagai kekasihnya.
“Kalau Ayah maunya
seperti ini, maka aku akan pergi meninggalkan Ayah untuk selamanya.”
“Jangan seperti itu
sayang??” aku ini serius loh?!” jawab Yanto.
“Ok… kalau Ayah
nekat, maka mulai sekarang ini aku akan pergi untuk selamanya.”
Maesaroh berdiri
menuju pintu, pintu yang ada di hadapannya di tutup sekencang mungkin atas
kekesalan yang dilakukan oleh Ayah tirinya.
Maesaroh pergi
meninggalkan Ayahnya tanpa membawa satu pakain dari rumahnya. Maesaroh tak akan
kembali lagi walaupun bajunya banyak sekali yang belum di ambilnya. Karena
Maesaroh benar-benar takut kepada Ayah tirinya.
BERSAMBUNG
JJJ
CERPEN HEMBUSAN PORI-PORI CINTA
Hembusan Pori-pori Cinta
Yanto adalah pemuda yang berumur 25 tahun memiliki sebuah pekerjaan
tetap yang sudah tidak di kontrak lagi oleh perusahaannya karena kinerja
skillnya bagus, perusahaan mempercayainya untuk dijadikan karyawan tetap.
Saat Yanto bekerja
berada di kantornya posis Yanto sedang berdiri sambil memandang kearah luar
dari jendela kaca kantornya dari lantai tujuh Yanto melihat wanita cantik yang
pertama kali Yanto lihat membuat hati Yanto terpikat yang mempunyai harapan
cinta di hatinya.
Yanto tergesa-gesa
turun dari lantai tujuh, jam pun sudah menunjukan pukul 12:00 waktunya jam
istirahat untuk makan siang. Wanita yang Yanto lihat sedang menunggu seseorang
untuk menjemputnya. Wanita tersebut terlihat gelisah, keringat pun semakin
berceceran di dahi dan di pipinya. Keringat yang keluar dari keningnya di usap
perlahan dan merasakan letih.
“Wah mana nih tukang
ojeng langganan gue?? Gue ada janji lagi
sama temen untuk menemani nonton bioskop pukul 16:15 WIB. Kalau gue ga datang
menemaninya gue bakalan dapat masalah besar dengan temanku, dapat kena omelan
teman gue yang super crewet,” lanjutnya si wanita yang sedang menunggu ojek
langganannya.
Setelah beberapa
menit kemudian Yanto menghampiri wanita yang dilihat dari lantai tujuh tempat
kerjanya.
“Hai… selamat siang.
Sedang menunggu sesuatu mbanya???” SapaYanto sambil mengulurkan tangannya
kepada wanita tersebut Yanto ingin berkenalan.
“Hai juga… kamu
siapa yah?!? Apa gue pernah lihat loe???” jawabannya degan nada cuek.
“Aku Yanto yang bekerja
di perusahaan di sekitar sini. Itu gedugnya??” Memperkenalkan diri sambil
menunjukkan tempat kerjanya.
Tiba-tiba hpnya si
wanita itu bunyi dari dalam tas. Ada sebuah pesan singkat dari tukang ojek.
Ternyata tukang ojek langganannya sedang memperbaiki montornya serta suruh
menjenguk ibunya yang sedang sakit di rawat di rumah sakit.
“Hmm…..” Aku Siti mas Yanto!!! Jawabnya.
“Apakah mba ini mau
makan siang bersama ku?? Ajakan Yanto kepada teman barunya.
“Ok deh!!! Kebetulan
aku sudah kelaparan dari tadi. Karena tukang ojek langgananku sedang libur. Ya
nasibnya seperti ini.
Yanto bersama teman barunya yang bernama Siti meninggalkan tempat
perkenalan dan menuju kantin makanan yang sudah menjadi langganan Yanto pada
saat jam Istirahat karena Yanto merasa pas masakannya dan murah-murah
makanannya, cocok dalam isi dompet Yanto, sudah murah enak lagi kantin
langganannya.
Akhirnya mereka
berdua sampai juga di kantin. Meraka berdua mencari tempat duduk yang kosong
untuk mereka berdua.
“Bu aku mesen ayam
peyet. Untuk makan disini.” Permintaan Yanto kepada pemilik kantin.
“Mba Sitinya mau
mesen makanan apa???” Tanya Yanto kepada Siti.
“Hmm….. Makan apa
yah hari ini?? Aku lagi pengen makan pecel lele. Jadi mesen pecel lele saja. Permintaan
Siti teman baru Yanto..
“Bu mesen satu lagi.
Mesen pecel lele.” Teriak Yanto kepada Bu kantin.
“Oh ya?!? Jangan
manggil aku mba??? Panggil saja aku Siti mas!!!” lanjut Siti.
“Emangnya umurnya
sudah berkepala berapa??? Apakah sudah menikah mba ini?”
“Udah berkepala dua
lebih Sembilan!! Aku sudah tak bersuami lagi. Suami aku meninggal waktu aku
umur 25 tahun.”
“Maaf mba aku sudah
membuat mba teringat pada masa lalu mba.”
“Tak apa mas aku
sudah biasa seperti ini!!”
Hidangan makan siang
yang tadi di pesan sudah datang dan siap untuk disantapnya.
“Bu es the satu!!”
pesanan Yanto kepada Bukantin.
“Aku jeruk anget
Bu??” Siti mesan minuman.
Saat makan siang
Yanto menikmati ayam penyetnya bersama secangir es teh, Siti pun menikmatinya
hidangan pecel lelenya dengan segelas minuman jeruk angetnya.
Mereka berdua
menikmati makanan bersama dengan menu yang berbeda. Saat mereka makan bersama
tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya mereka karena asik dengan
hidangan yang ada di depan mereka masing-masing.
Setelah beberapa menit
kemudian Yanto dan Siti selesai makannya, mereka berdua menginggalkan tempat
duduk mereka menuju kasir pembayaran.
“Bu??? Pecel lele
sama jeruk anget berapa semuanya??” Siti bertanya kepada tukang kasirnya.
“Tunggu dulu Bu ??
Ayam penyet, pecel lele, es teh, jeruk anget semuanya berapa Bu??” Sahut Yanto.
“Eh….. kok kamu jadi
bayarin yang aku makan??” sambar Siti.
“Udah kamu tenang
saja!! Biar aku yang bayar semuanya.” Jawab Yanto.
Tiba-tiba kasir
beserta pelayan kebingungan.
“Semuanya 30.000
ribu mas!! Jawab tukang kasir.
Yanto segera
mengambil uang yang ada di dalam dompet. Yanto segera mengambil dompet dari
saku belakang celanya.
Yanto melihat uang yang ada di dalam dompet,
ternyata uang Yanto tinggal 50.000. tak ada lagi di dalam dompetnya, isi dompet
Yanto diperlihatkan kepada Siti
“Wah uang tinggal
selembar ternyata. Aku belum gesek lagi di ATM.” Yanto sambil membuka
dompetnya.
“Bang biar saya saja
yang bayar!! Uangnya biar abang simpan saja. Buat makan sore abang saja???
Sahut Siti.
“Tak usahlah. Aku
lupa belum gesek. Nanti setelah ini aku akan mampir dulu ke ATM untuk gesek
uang.” Jawab Yanto.
“Beneran nih. Tak
apa kalau uang yang 50.000 di pakai??” Tanya Siti.
Yanto memberikan
uang 50.000 kepada uang kasir dan di kembalikan 20.00 kepada Yanto. Mereka
berdua berjalan meninggalkan kasir tempat pembayaran.
“Lah kok semuanya
bisa murah meriah segitunya Bang??” Tanya Siti sambil penasaran.
“Haaa…. Yanto pun
tertawa lebar.
“Emangnya tadi
seharusnya aku bayar berapa coba??” lanjut Yanto.
“Pecel lele 17.000,
jeruk anget 50.000, ayam penyet 20.000, oh ya di dalam ayam penyetnya ada
bergedelnya jadi 23.000, es tehnya 3.000, jadi total keseluruhannya 48.000. Lah
tadi kok Cuma bayar 30.000??” Siti mengitung-ngitung sedetail mungkin hingga beberapa
kali karena ada yang ganjaldi pikirannya, Siti benar-benar penasaran yang tadi
telah dimakannya bersama Yanto.
“Mungkin kantinnya lagi baik hati sama kita berdua,
karena dianggap pasangan yang cocok!!!” jawab Yanto.
“Udah lah.” Aku jadi
bingung mikiri pembayarannya?! Jawab Siti sambil mengaruk-garuk kepalanya.
“Apa kita pasangan
yang cock.??” Sambar Siti dengan nada
tinggi.
“Hooo….. sabar dulu.
Tak usah emosi seperti itu? Tar manisnya jadi sirna loh?!?” ledek Yanto.
Siti hanya terdiam
saja karena merasa kesal. Sebenarnya hati yang terdalamnya Siti begitu senang
dibilang cantik dan manis. Setelah beberapa tahun tak ada seorang laki-laki
berkata seperti ini baru hari ini di bilang cantik dan manis setelah di tinggal
4 tahun oleh suami yang tercintanya.
“Kok jadi bengong
!!! apa ada yang salah dengan perkataanku yang tadi??” Tanya Yanto.
“Tidak ada koh?? Aku
terdiam karena kekenyangan saja, terasa berat sekali.” Siti sedikit berbohong
kepada Yanto.
Tiba-tiba Yanto
memberikan sesuatu kepada Siti saat berjalan bersama.
“Nih buat kamu!!
Sapa tau kamu butuh aku untuk menemani kamu makan jalan bersama seperti ini.”
Yanto memberika kartu namanya yang tadi di ambil di saat di kantin, di saku
atas baju sambil kepedean.
Siti tersenyum kecil kepada Yanto sambil mengambil kartu
nama Yanto yang dibrikn kepada Siti.
“Udah dulu ya!! Aku
mau pulang dulu. Kayanya di depan sana banyak taksi.” Salam perpisahan siti
untuk meninggalkan Yanto.
“Beneran nih ga mau
aku anter kamunya??” ajakan Yanto kepada Siti.
“Tak usah
repot-repot bang. Tadi aku sudah meropatkan kamu waktu di kantin.”Jawab Siti.
“Terikasih bang
untuk hari ini. Mungkin lain kali kita bisa berjumpa kembali di suatu tempat
yang berbeda.” Siti sambil membuka pintu taksi sambil melambaikan tangan
sebagai tanda perpisahan.
Lagi-lagi Yanto
sendiri lagi. Yanto melangkah menuju kantornya. Yanto ingin mengambil uang
tetapi saat Yanto melihat ATM yang sedang ngantri, banyak orang yang sedang
mengambil uang di ATM. Yanto mengugurkan niatnya uang mengambil uang.
Yanto begitu
senangnya bisa berjalan dengan wanita yang cantik menawan, wanita cantik yang
membuat Yanto tersepona oleh pandangan pertamanya. Yanto beryakinan bahwa Siti
itu berbeda dengan wanita yang lain. Yanto berjalan menuju tempat ruangan kerjanyasambil
tersenyum sendiri.
Silfi dengan kawanya
yang bernama Nofi membicarakan Yanto teman seruangannya, Yanto tersenyum-senyum
dari tadi merasa bahagianya hari ini.
“Eh….. Eh hari ini
Yanto bahagia sekali yah?? Tidak kaya biasanya, saking girangnya sambil
tersenyum sendiri. Jangan-jangan Yanto lagi kumat nih??” Tanya Nofi sambil
meledek Yanto ke Nofi.
“Eh…..!! jangan
gitulah?? Teman kita lagi senang, ya seharusnya kita ikut senang sebagai teman
seprofesi di kantor ini!!!” jawab Silfi.
“Ya deh!!!” jawab
singkat Nofi.
Yanto pun kembali
sibuk di kantornya mengerjakan berkas-berkas yang diberikan kepada Yanto. Yanto
di kantornya dan trampil di bidangnya karena Yanto suka sekali dengan
pekerjaannya begitu menekuninya.
Jam telah menunjukan
pukul 16:30, seperti biasanya Yanto mengambil lemburan sampai tengah malam.
Hari ini Yanto mengabaikan lemburan, karena ingin cepat-cepat ingin rasanya
pulang. menyelonjorkan kaki, memanjakan badan di atas kasur.
Setelah Yanto sampai
di depan pintu rumah hpnya Yanto berbunyi bahwa ada tanda satu pesan sms yang
masuk. Tetapi Yanto mengabaikan pesan yang ada di hapnya. Yanto ingin sekali
mandi supaya badannya terasa segar.
Yanto melepaskan
sergam kantornya untuk dicuci, Yanto menyuci pakaian sambil mandi. Yanto bernyanyi
saat mengucek baju di kamar mandi, Yanto bernyanyi lagu favoritnya yang
berjudul janji suci.
Setelah selesai
Yanto mengeringkan badannya menggunakan handuknya, Yanto merasa badannya sudah
kering menuju jemuran untuk menjumur pakai Yanto yang barusan di cuci.
“Ah begitu lapernya
aku mala mini?!?” kata Yanto.
“Makan apakah malam
ini yang enak yah??”Yanto berfikir menu apakah yang akan di makan mala mini,
Yanto sambil menggunakan bajunya.
Yanto pun sudah
berpakaian rapi untuk keluar sebentar mencari makanan yang ia inginkan.
Tidak lama kemudian
Yanto menemukan abang-bang yang sedang membuat nasi goreng kepada tiga orang
pelanggannya.
“Wah enak tuh mala mini makan nasgor!!” kata hati Yanto.
Yanto mendatangi
abang-abang nasgor yang sedang sibuk melayani pelanggannya.
Yanto duduk di
bangku yang sudah disediakan oleh abang-abang tukang nasgor. Yanto duduk sambil
memesan nasgor yang isinya telor teplok atau mata sapiyang tidak menggunakan
acar, nasgor kesukaan Yanto menggunakan telor mata sapi tanpa menggunakan acar.
Yanto merasa lama
sekali menunggu nasgornya yang jadi, Yanto menggambil hp yang ada di saku kiri
celananya. Ada empat sms dari Siti yang belum Yanto baca.
“Selamat sore bang.
Gimana kabarnya bang??” Isi pesan hp jam 17:45.
“Sedang sibuk dengan
pekerjaanya ya bang??” isi pesan pukul 18:30.
“Kapan-kapan kita
makan siang lagi yuk bang.” Ajakan Siti melalui sms pada pukul 19:10.
“Hari besok kita
jalan-jalan yuk bang. Aku bosan nih disini sendirian.” Ajakan Siti ke Yanto
melalui sms pada jam 19:30.
Yanto tersenyum sendiri setelah membaca semua pesan Siti.
Yanto membalas sms Siti, Yanto menggabungkan satu sms untu menjawab semua sms
dari Siti.
“Alhamdulillah aku
disini baik-baik saja mba. Kabarnya mba gimana?? Saya berharap mba Siti baik
juga kabarnya. Maaf baru bales smsnya, soalnya aku pulang kerja jam 18:00. Aku
langsung mandi, supaya badan lebih segar lagi. Karena tadi nda pegang hp. Ya Ok
kapan-kapan kita jalan serta makan bersama kembali seperti di kantin”. Balasan
sms Yanto ke Siti.
“Ok….. kalau mau jalan kabari lagi yah???” balasan sms Siti.
“Ok mba!!! Balasan
singkat dari Yanto.
Sudah lama Yanto
menunggu nasgor yang telah dipesannya. Tidak terasa hidangan nasgor pesananya
sudah ada di hadapannya, bau nasgornya begitu lezat mengoda perut yang terasa
lapar. Perut Yanto sudah pada joget untuk mendapatkan asupan makanan yang belum
terisisehabis pulang kerja.
Yanto menglahap
hidangan nasgornya tidak memperdulikan orang yang berada disekelilingnya. Yanto
acuh tak acuh menglahap hidangannya samapi kelar.
Minuman air putih
yang sudah tersediakan di dekat Yanto oleh penjual nasgornya. Telor mata sapi
yang tersisa utuh yaitu kuning-kuningnya bulat yang dimakan saat-saat terakhir.
Yanto menikmati telor mata sapi, begitu menikmati rasanya yang lezat sekali.
“Wah mantap nih
kuning telor mata sapinya. Ini kesukaan ku??” kata Yanto.
Yanto membayar
makanan dan meninggalkan tempat tersebut.
*****
Pada jam makan siang Yanto teringat
Siti, rasanya ingin sekali menelfonnya, Yanto merasa malu, Yanto mengirimkan
sms singkat kepada Siti.
“Apakah engkau ada yang kosong untuk
seorang laki-laki. Apakah ada??” Sms Yanto ke Siti.
Siti kaget isi sms Yanto yang
dikirimkan. Siti berfikir dan berfikir maksud dari sms Yanto itu apa.
“Mungkin sms ii akan aku balas saat
kita berjumpa kembali.” Sms balasan Siti.
Yanto membaca pesan sms dari Siti,
tidak membalas sms lagi. Mungkin Yanto menunggu jawaban dari Siti.
*****
Yanto bertemu kembali dengan Siti
disuatu tempat yang romantis, pertamakali Siti kunjungi.
“Tempat apakah ini yang kau tunjukan
kepada ku??” Tanya Siti.
“Tempat kita untuk berbicara secara
empat mata.” Jawab Yanto.
“Ini
disebut pasar malam. Karena tempat ini baru tiga hari dibuka di daerah sini!!”
lanjut Yanto.
“Oh pasar malam yah?? Kirain ini
tempat diskotik!!” jawab Siti.
“Haaa….. kau ini begitu polosnya yah??
Aku tak mungkinlah aku ngjak kamu ke tempat seperti itu??”
“Ia sapa tau kamu gituan!!!
”Hooo….. Aku ini kan anaknyakalem, mana mungkin berani begituan.
Joget-joget yang tak jelas tujuannya.
“Emannya kamu mau ngasih jawaban
seperti apa yah?? Bikin bingung saja!!! Lanjut Yanto.
“Ya mungkin aku akan buka hati ini
untuk seseorang. Karena aku juga merasa kesepian dalam kehidupan
ini.menjalankan kesepian ini terasa sunyi dalam hati.” Jawaban Siti dengan nada
pelan sambil mengelurkan air mata, Siti tersenyum ke kecil untuk Yanto,
memberikan sebuah hrpan.
“Apakah kamu mau menikah dengan ku??”
Tanya Yanto sambil duduk di kursi yang jualan aneka ragam jajanan, minuman.
“Apa??” Siti kaget atas pertanyaan
Yanto, sehingga Siti tersedak karena posisi Siti sedang minum
“Kamu tidak salah kah??” lanjut Siti.
“Tidak aku ini serius dengan kamu.
Kamu mau nda hidup bersamaku selamanya??” Tanya Yanto kepada Siti.
Siti terdiam saja atas semua kejujuran
Yanto ke Siti. Yanto berani mengatakan seperti itu. Padahal baru satu minggu
berkenalan sudah mengajak menikah.
“Ok lah. Kalau kamu diam berarti
jawabannya iya.” Kata Yanto.
“Ya….. Ya….. Ya…..” Aku berfikir
dahulu. Siti terlihat gugup.
Mereka berdua bermusyawarah serius untuk menentukan masa depan
kehidupannya.
*****
Mereka berdua akhirnya dipersatukan,
menikah dari pertemuan satu minggu, perkenalan yang tak disengaja.
Akhirnya mereka berdua bersatu dalam ikatan
yang sah secara agama Islam, mereka melepaskan statusnya di jenjang pernikahan.
Setelah acara pernikahan usai, mereka
merapikan pakain, dua penganti yang bisa di panggil penganten baru , yang
ibaratnya buku baru yang masih tersegel, mengeluarkan bau khas buku baru.
“Mas akhirnya kita bisa bersatu
seperti ini, dalam satu ikatan yang sah.” Kata Siti.
“Heee….. Ya istriku tersayang.” Yanto
tersenyum manis ke istrinya.
Setelah beberapa minggu kemudian ada
seorang gadis yang berumur sekitar 19 tahun datang ke rumah Siti dengan
menyebut Ibu.
“Ibu!!! Selamat yah atas
pernikahannya.” Ungkapan senang gadis kepada Siti.
“Ibu?? Ini siapa yah?? Kok akrab
sekali dengan kamu??” Tanya Yanto.
“Itu anak kandungku Mas!! Yang baru
pulang dari olimpiade SAIN IPA yang mengikuti lomba selama tiga bulan di
semarang.” Jawab Siti.
“Oh…!! Kamu sudah mempunyai anak
ternyata!! Istriku yang ku cinta, sudah mempunyai anak berapa dari pernikahan
dahulu??” Tanya Yanto dengan penasaran.
“Aku hanya memiliki satu anak dari
pernikahan dulu!! Suami yang dahulu telah meninggal dunia, inilah anakku
satu-satunya??” jawaban Siti sambil memeluk anaknya yang tercinta, meninggalkan
rindu di tinggal selama tiga bulan.
“Na, nama kamu siapa??” Tanya Yanto
kepada anak tirinya.
“Nama ku Maesaroh.” Jawab Maesaroh.
“Apakah aku boleh memanggil anda
dengan sebutan Ayah??” lanjut Maesaroh.
“Boleh Nak!!” jawab Yanto.
*****
Mereka bertiga makan malam bersama.
Lauk yang dihidangkan banyak sekali. Sayang sekali ketika Yanto memegang
plastik hitam di tangan kirinya, plastic hitam tersenbut di sembunyika oleh
Yanto di dekat kursi tempat duduknya.
Walaupun Yanto sudah disembunyikan,
rupanya masih ketuhan juga oleh anak tirinya.
“Di plastik hitam itu apa Ayah??”
Tanya Maesaroh sambil penasaran isi plastik yang dibawa Yanto di ruang makan.
“Ini bungkusan kecil, bungkusan yang
isinya Mie Ayam. Hee…..” Yanto menjelaskan kepada mereka berdua di sertai
ketawa.
“Apakah Ayah boleh makan Mie ayam
ini?? Ayah sudah nyidam Mie Ayam sudah tiga minggu yang lalu, Ayah sudah kangen
sekali dengan makan ini!!” permintaan Yanto kepada Istri, anak tirinya.
“Waahh!! Ayah curang, masa Cuma beli
satu bungkus doang, ya namanya tidak adil.” Protes Maesaroh.
“Ya maaf lah, tadi Ayah pergi,Ayah
melihat ada tukang mie ayam, terus Ayah menghampirinya, ternyata Ayah cuman
membawa uang lima belas ribu saja. Ya jadinya Ayah beli cuman satu bungkus
doang!!” Ya deh, lain kali Ayah akan membeli tiga bungkus untuk kita makan
bersama-sama.
“Ya luh?? Ayah, besok beli tiga
bungkus untuk di makan bersama-sama.”
“Ya anak ku yang manis.”
“Uadah-udah. Kalian ini kan udah pada
besar. Mie Ayam jadi rebutan kaya gini!!” Ibunya Maesaroh memberikan nasehat
kepada anaknya, suaminya.
“Beneran ayah tidak mau makan yang ada
dimeja terlebih dahulu??” lanjut Siti.
“Heee….. kalau boleh
yang ada di plastik dulu juga ga apa-apa!! Daripada entar mie ayamnya menjadi
medok. Ya tar tidak enak di makan, sanyang kan kalau dibuang begitu saja!!”
Yanto sambil tertwa, memberikan alas an yang logis kepada istri, anaknya.
“Beneran Ayah mau
makan nanti.” Sambar Maesaroh.
“Makannya nanti,
setelah beberapa menit kemudian setelah lapar lagi.”
“Ya udah, Maesaroh
mau masuk kamar dulu. Kalau Ayah mau makan lagi, Ayah ajak Maesarog ya.
Maesaroh mau belajar terlebih dahulu. Pokoknya Ayah jangan lupa, kalau mau
makan ajak Maesaroh, biar Maesaroh bisa makan bersama Ayah.” Permintaan
Maesaroh dengan suara manjanya.
“Yaa….. Nanti makan
bersama Ayah. Ya udah, kalau mau belajar dulu ga apa-apa. Entar Ayah ajak
Maesaroh makan malam.
*****
Jam menunjukan pukul
08:30, pada hari minggu mereka sedang merayakan lutisan bersama.
Lutisan yang mereka
buat benar-benar level pedas. Karena Maesaroh jagonya dengan Cabe. Maesaroh
menantang Ayah, Ibu untuk berlomba makan litisan super levelnya cabe. Mereka
bertiga tidak sadar bahwa keracunan makanan yang tadi malam di makan oleh
mereka. Mereka bertiga di bawa ke rumah sakit yang terdekat, mereka bertiga
tidak kuat untuk menahannya.
Mereka bertiga
beranggapan bahwa sakit perut tersebut berasal dari makan lutis yang super
levelnya pedas. Tetapi perkiraan mereka salah. Mereka bertiga pingsang setelah
tiba di rumah sakit.
Setelah beberapa
menit kemudian, dari mereka bertiga yang sudah sadar yaitu Maesaroh. Ibu,
Ayahnya belum tersdarkan. Maesaroh sadar dengan kondisi yang sangat lamah
sekali, mengeluarkan busa dari mulutnya. Untungnya Maesaroh cepat-cepat
tertolongkan bersamanya Ayahnya. Dokter memberitahu kepada tetangga Yanto,
bahwa Siti sudah meninggal dunia, karena racun yang berada di dalam tubuhnya
membuat daya tahan tubuh berkirang mengakibatkan daya tahan tubuh melemah,
banyak bakteri-bakteri yang menyerang tubuh Siti.
Setelah penangan Yanto,
Maesaroh sudah sembuh dari keracunan makanan, Yanto, Maesaroh dirawat di rumah
sakit, mereka berdua bertanya kepada tetangganya tentang keadaan Siti.
Ketika tetangganya
menjelaskan apa yang telah dokter katakana kepadanya di jelaskan kembali.
Mereka berdua sok,
mendengar Siti meninggal dunia karena keracunan makanan, tidak kuat terhadap
pedas, yang tidak bisa tahan lagi..
Mereka berdua
benar-benar terpukul atas meninggalnya Siti.
Mereka berdua
benar-benar terpukul atas kehilangan salah satu kelurga yang mereka cintai.
Pemakaman pun telah
disiapkan untuk menghantarkan Siti ke tempat terakhir peristirahatnya.
Yanto berusaha tegar
dan berusaha menenangkandiri, supaya tidak berlarut-larut dalam kesedihannya.
Maesaroh belum bisa
menerima atas kepergian Ibunya. Maesaroh benar-benar kehilangan Ibu yang
tercinta atas kepergiannya untuk selamanya. Yanto berusaha menenangkan Maesaroh
supaya ikhlas atas kepergian Ibunya, karena di dunia ini adalah titipan Allah.
*****
Setelah beberapa
bulan kemudian, Yanto melihat Maesaroh sperti istrinya sendiri yang benar-benar
mirip dengan Maesaroh, yang begitu cantiknya. Yanto tersenyum kepada Maesaroh
saat tidur, Yanto mengelus rambutnya yang panjang seperti Ibunya.
Maesaroh akhirnya
terbangun dari tidur yang begitu nyenyak. Maesaroh menguap, mengucek-ucek
matanya setelah bangun tidur.
“Ayah!!! Ayah sudah
lama berdiri disitu??” Tanya Maesaroh kepada Maesaroh.
“Tidak!! Ayah barusan berdiri dis sini.” Jawab Yanto.
“Nak kamu cantik sekali membuat Ayah jatuh cinta pada padangan
pertama!!” ungkapan Yanto kepada Masaroh.
“Apa??? Ayah bilang apa???” jawab Maesaroh dengan nada tinggi.
“Ya….. Ayah suka kepadamu sayang!!” jawab Yanto dengan nada mesra.
“Ayah ini benar-benar gila apa??? Ayah sedang bercanda kand??”
Saura Maesaroh semakin melengking di kuping Ayahnya atas perilaku, ucapannya.
“Tidak!! Aku ini
sungguhan. Menyukai kamu Maesaroh.” Yanto sambil mengelus pipinya sambil
menciumnya sebagai kekasihnya.
“Kalau Ayah maunya
seperti ini, maka aku akan pergi meninggalkan Ayah untuk selamanya.”
“Jangan seperti itu
sayang??” aku ini serius loh?!” jawab Yanto.
“Ok… kalau Ayah
nekat, maka mulai sekarang ini aku akan pergi untuk selamanya.”
Maesaroh berdiri
menuju pintu, pintu yang ada di hadapannya di tutup sekencang mungkin atas
kekesalan yang dilakukan oleh Ayah tirinya.
Maesaroh pergi
meninggalkan Ayahnya tanpa membawa satu pakain dari rumahnya. Maesaroh tak akan
kembali lagi walaupun bajunya banyak sekali yang belum di ambilnya. Karena
Maesaroh benar-benar takut kepada Ayah tirinya.
BERSAMBUNG
JJJ
Langganan:
Postingan (Atom)